"Raihan laba sebesar Rp32,22 triliun. Ini membuktikan perseroan dapat terus meng-create economic value kepada dan seluruh stakeholder di tengah kondisi yang sangat menantang saat ini," klaim Direktur Utama BRI Sunarso, dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Kamis, 3 Februari 2022.
Perolehan laba tersebut ditopang oleh pendapatan bunga dari Rp135,76 triliun pada periode 2020 menjadi Rp143,52 triliun sepanjang 2021. Selain itu, peningkatan laba juga didorong oleh penurunan biaya bunga yakni dari Rp42,18 triliun menjadi Rp29,43 triliun.
Sepanjang 2021, BRI mencatat pertumbuhan kredit (bank only) sebesar 7,16 persen. Capaian tersebut di atas pertumbuhan kredit perbankan nasional pada 2021 yang hanya 5,24 persen. Adapun pertumbuhan kredit BRI ditopang oleh pertumbuhan kredit segmen kredit mikro sebesar 12,98 persen secara tahunan (yoy).
Kemudian ditopang kredit konsumer sebesar 3,97 persen yoy, kredit kecil dan menengah sebesar 3,55 persen yoy, dan kredit korporasi sebesar 2,37 persen yoy. Kredit itu dikelola dengan basis risk management yang baik sehingga BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan dan hal itu tercermin pada angka non performing loan yang terjaga di level 3,08 persen.
"Dengan NPL coverage yang lebih sekadar memadai tetapi sangat memadai, dengan NPL coverage kita mencapai 278,14 persen," sebutnya.
Sementara dari segi likuiditas, BRI mencatat Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 83,67 persen dan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,28 persen. Sedangkan dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp1.138,75 triliun atau naik dari Rp1.120,92 triliun pada periode 2020. Aset BRI hingga akhir 2021 mencapai Rp1.678,1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News