"Adanya sinyal hawkish dari The Fed karena target inflasi AS yang belum tercapai, (serta) perekonomian AS dan pasar tenaga kerja AS yang masih kuat ke depan," ujar dia ketika dihubungi, Jumat, 22 September 2023.
Adapun nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, melemah 0,06 persen atau sembilan poin menjadi Rp15.384 per USD dari sebelumnya di level Rp15.375 per USD.
Baca juga: Klaim Pengangguran AS Bikin Dolar Perkasa |
Sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah hari ini
Menurut Rully Nova, pergerakan mata uang Garuda hari ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen seperti target inflasi AS yang belum tercapai karena pertumbuhan ekonomi AS ditopang oleh tingkat konsumsi masyarakat dan pasar kerja yang terus bertumbuh.
Di samping itu, keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen dinilai baik oleh investor. Kendati BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan, tetapi tindakan tersebut tak dilakukan BI guna menahan pelemahan rupiah.
Dia bilang, suku bunga yang dipertahankan dapat menahan pelemahan rupiah karena spread suku bunga dengan The Fed masih bisa terjaga, selain kebijakan suku bunga BI juga aktif di pasar valas dan pasar Surat Utang Negara (SUN).
"Jika BI tak menahan suku bunga atau menurunkan suku bunga, maka dengan credit rating AS yang lebih baik dari Indonesia, maka investor akan memilih investasi di AS," ucap Rully.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News