Ilustrasi penguatan nilai tukar rupiah - - Foto: MI/ Rommy Pujianto
Ilustrasi penguatan nilai tukar rupiah - - Foto: MI/ Rommy Pujianto

Rupiah Makin Berkibar di Tengah Resesi

Husen Miftahudin • 06 November 2020 18:43
Jakarta: Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi RI kuartal III-2020 tak membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ikut ambruk. Meski resmi dicap resesi karena ekonomi Indonesia kembali terkontraksi sebesar 3,49 persen, namun mata uang Garuda tersebut justru semakin perkasa.
 
Selain itu, penurunan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 juga tak membuat rupiah 'gelagapan'. Padahal cadangan devisa Indonesia pada periode laporan ini merupakan kali kedua yang mengalami penurunan setelah mencetak rekor tertinggi pada periode Agustus 2020 di mana total cadangan devisa RI pada saat itu mencapai sebesar USD137,0 miliar.
 
Pada periode September 2020, cadangan devisa RI terpangkas menjadi sebesar USD135,2 miliar. Lalu pada periode laporan Oktober 2020, cadangan Indonesia devisa kembali terpangkas menjadi USD133,7 miliar.

"Penurunan cadangan devisa pada Oktober 2020 itu antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ungkap Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Medcom.id, Jumat, 6 November 2020.
 
Posisi cadangan devisa per akhir Oktober 2020 itu setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
 
Di sisi lain, lanjut Ibrahim, Indonesia dianggap sukses oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menangani wabah pandemi covid-19, dengan tingkat kesembuhan terus meningkat dan pasien di rumah sakit terus menurun. Hal ini menjadi kabar baik, apalagi WHO secara khusus akan mengundang pejabat terkait untuk berdialog secara virtual membahas tentang strategi penanganan covid-19.

 
"Apalagi vaksin merah putih akan kembali melakukan uji klinis yang kemungkinan di awal 2021 sudah bisa didistribusikan, sehingga kota-kota yang yang tadinya melakukan PSBB Transisi bisa berubah menjadi masa New Normal dan perekonomian kembali berputar, lapangan kerja meningkat, dan pertumbuhan ekonomi kembali stabil," imbuhnya.
 
Adapun pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, rupiah masih menunjukkan tajinya terhadap dolar. Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.210 per USD, menguat 170 poin atau setara 1,18 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp14.380 per USD.
 
Menukil data Yahoo Finance, rupiah juga berada di jalur hijau pada posisi Rp14.227 per USD. Rupiah menguat signifikan sebanyak 207 poin atau setara 1,44 persen dari Rp14.435 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan di level Rp14.321 per USD atau menguat sebanyak 118 poin dari nilai tukar rupiah pada perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14.439 per USD.
 
"Pada sesi pagi rupiah sempat menguat 80 poin, kemudian sesi siang menipis ke 140 poin dan ditutup  di level Rp14.210 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.380 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok rupiah kemungkinan akan dibuka fluktuatif dan menguat 20-200 poin, namun ditutup menguat sebesar 10-150 poin di level Rp14.150 per USD hingga Rp14.230 per USD," pungkas Ibrahim.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan