Ilustrasi Ethereum. Foto: AFP
Ilustrasi Ethereum. Foto: AFP

Bakal Cuan Nih! Harga Aset Ethereum Berpotensi Naik

Antara • 09 September 2022 18:15
Jakarta: CEO Indodax Oscar Darmawan menilai harga aset kripto ethereum (ETH) berpotensi naik seiring transisi jaringan ethereum dari mekanisme proof-of-work (PoW) ke mekanisme proof-of-stake (PoS) yang dikenal dengan fase The Merge. Mekanisme PoS digadang-gadang lebih efisien dan memiliki potensi untuk bisa menaikkan permintaan dan harga ethereum.
 
"Adanya perubahan pada protokol ethereum ini, membuatnya memiliki beberapa keuntungan seperti penggunaan energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan," ujar Oscar dilansir Antara, Jumat, 9 September 2022.
 
Selama ini, ethereum didapatkan dengan skema PoW. Jika dijelaskan secara sederhana, Ethereum didapatkan dengan cara mining atau penambangan, seperti bitcoin.
Mekanisme PoW diklaim mengkonsumsi energi listrik yang besar karena alat penambang ethereum membutuhkan spesifikasi komputer tinggi dan rig mining yang komplit serta listrik yang besar.
 
Baca juga: Indonesia Berpotensi Besar Jadi Pusat Inovasi Kripto dan Blockchain di Asia Tenggara

Sedangkan PoS, Ethereum didapatkan dengan staking atau hanya menggunakan modal internet sehingga lebih simpel dan ramah lingkungan.

Dengan kelebihan PoS tersebut, menurutnya, bisa membuat token Ethereum lebih berharga sehingga memiliki harganya berpotensi naik setelah proses The Merge selesai, meskipun sejatinya harga aset kripto bergantung pada kondisi pasar.
 
Oscar pun menambahkan peningkatan ethereum 2.0 itu terbagi dalam tiga fase dan terlihat cukup rumit karena benar benar merombak mekanisme konsensus ethereum sendiri.
 
Terlebih, ethereum bukan hanya sekadar koin, namun merupakan jaringan blockchain yang banyak dimanfaatkan oleh hal lain seperti untuk NFT ataupun token yang berjalan di atas jaringan ethereum.
 
"Fase pertama upgrade ini diperkenalkan pada Desember 2020 lalu dan berjalan paralel dengan main chain ethereum yang disebut dengan Mainnet. Fase ini merupakan fase peluncuran Beacon Chain. Fase kedua yaitu fase The Merge, Mainnet dan Beacon Chain digabungkan dan jaringan Ethereum pun mulai beroperasi menggunakan mekanisme Proof-of-Stake (PoS)," jelasnya.
 
Fase ketiga sekaligus fase terakhir dari Ethereum 2.0 disebut dengan sharding, yang kemungkinan besar akan diluncurkan pada 2023, ketika sharding telah terjadi, Ethereum akan dapat menangani ribuan transaksi per detik.
 
Dengan adanya sharding, Oscar berharap akan berpengaruh pada penurunan gas fee, karena selama ini, mahalnya gas fee merupakan kekurangan dari Ethereum itu sendiri.
 
Menurut Oscar, pergerakan harga ethereum selama tiga tahun terakhir memang dipenuhi dengan volatilitas yang tinggi namun sebenarnya dari tahun ke tahun kemajuannya cukup mengesankan jika dilihat secara jangka panjang.
 
"Pada 2021, Ethereum menunjukkan tren yang positif dengan mengalami all time high lebih dari satu kali. Meskipun per hari ini harga ethereum masih berada di kisaran 24 juta rupiah per satu ethereum, saya yakin dengan perubahan yang dibuat oleh Ethereum harga kripto ini pun akan naik secara bertahap di kemudian hari karena Ethereum masih menjadi pilihan utama dalam berinvestasi aset kripto," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan