Ilustrasi pinjaman kredit korporasi - - Foto: MI/ Ramdani
Ilustrasi pinjaman kredit korporasi - - Foto: MI/ Ramdani

Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Juni 2021 Tumbuh Melambat

Husen Miftahudin • 17 Juli 2021 10:27
Jakarta: Bank Indonesia (BI) dalam Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan Juni 2021 mengindikasikan bahwa kebutuhan pembiayaan korporasi masih tinggi meski menunjukkan perlambatan. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 12,8 persen, tidak setinggi SBT 16,1 persen pada bulan sebelumnya.
 
Adapun sejumlah sektor dengan kebutuhan pembiayaan yang meningkat antara lain sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan, dan Pertambangan. Terutama untuk mendukung aktivitas operasional , mendukung pemulihan pasca era new normal, dan membayar kewajiban jatuh tempo yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
 
"Di sisi lain terdapat indikasi penurunan kebutuhan pembiayaan pada beberapa sektor yaitu Konstruksi, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan Makan Minum, serta Informasi dan Komunikasi. Ini terutama dipengaruhi oleh menurunnya kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik," ungkap hasil survei yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Jumat, 16 Juli 2021.

Pada periode laporan, responden menginformasikan bahwa kebutuhan pembiayaan terutama masih dipenuhi dari dana sendiri (52,9 persen), meskipun menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 62,9 persen. Hal ini didasarkan pada kemudahan dan kecepatan perolehan dana (71,1 persen), optimalisasi fasilitas eksisting (16,5 persen), dan biaya suku bunga yang lebih murah (15,7 persen).
 
Responden yang memilih menggunakan dana sendiri menyampaikan alasan pemilihan pembiayaan tersebut adalah karena kemudahan dan kecepatan memperoleh dana (68,0 persen), optimalisasi fasilitas eksisting (13,3 persen), dan menghindari risiko nilai tukar (9,3 persen). Sementara itu, persentase responden yang menggunakan sumber pembiayaan dari pinjaman ke perbankan dalam negeri sedikit meningkat dari 8,1 persen menjadi 8,3 persen pada Juni 2021.
 
"Responden menyampaikan alasan penggunaan pinjaman perbankan karena didorong oleh kemudahan memperoleh dana (47,1 persen), optimalisasi fasilitas eksisting (29,4 persen), dan biaya (suku bunga) yang lebih murah (11,8 persen)," papar survei tersebut.
 
Di sisi lain, Bank Indonesia memprakirakan kebutuhan pembiayaan tiga bulan yang akan datang (September 2021) masih tetap tinggi meskipun melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT sebesar 20,5 persen, melambat dari SBT 24,1 persen pada bulan sebelumnya.
 
"Beberapa sektor dengan peningkatan pembiayaan terbesar adalah sektor Industri Pengolahan, Pertanian, Pengadaan Listrik, Jasa Pendidikan, dan Jasa Lainnya," urai BI.
 
Untuk responden yang menjawab kebutuhan pembiayaan meningkat, pembiayaan digunakan untuk mendukung aktivitas operasional (80,8 persen), membayar kewajiban jatuh tempo (30,8 persen), dan mendukung pemulihan permintaan domestik pasca penerapan new normal (28,5 persen).
 
Pemenuhan kebutuhan dana tiga bulan mendatang diperkirakan diperoleh dari dana sendiri (60,8 persen), pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (16,2 persen), dan pinjaman/utang dari perusahaan induk (13,8 persen). Beberapa sektor tercatat masih memiliki kebutuhan pembiayaan yang positif meski melambat, antara lain sektor Konstruksi, Pertambangan, dan Perdagangan.
 
"Menurut responden, hal tersebut disebabkan oleh masih lemahnya permintaan dari negara mitra dagang (47,6 persen), pesimisme akan peningkatan permintaan masyarakat (28,6 persen), dan masih berlanjutnya penundaan rencana investasi," pungkas Bank Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan