baca juga: Asyik! Tembus 7.300, IHSG Bagi-bagi Cuan Lagi |
IHSG Jumat pagi dibuka menguat 36,06 poin atau 0,49 persen ke posisi 7.336,47. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,89 poin atau 0,75 persen ke posisi 922,25.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menjelaskan sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG mengalami apresiasi dari rilis data inflasi Amerika Serikat.
"IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 7.250-7.350," tegas dia.
Indeks Harga Konsumen (CPI) turun 0,1 persen bulan lalu setelah pembacaan datar 0,0 persen di Mei. Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengatakan data inflasi terbaru lebih baik dari perkiraan, karena para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 0,1 persen.
Laporan tersebut menyatakan dalam 12 bulan terakhir, inflasi umum naik tiga persen, di bawah ekspektasi sebesar 3,1 persen dan lebih lambat dibandingkan angka Mei sebesar 3,3 persen.
Di sisi lain, pemerintah berupaya membatasi pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang rencananya akan diumumkan pada 17 Agustus 2024. Tujuannya untuk penyaluran yang lebih tepat sasaran sehingga mengurangi anggaran subsidi. Aturan tersebut nantinya akan merevisi Peraturan Presiden (Perpres) No.191 tahun 2014.
Nasdaq terkoreksi
Dari mancanegara, Wall Street bergerak bervariasi pada penutupan perdagangan kemarin (Jumat WIB). Namun indeks Nasdaq terkoreksi cukup dalam. Penurunan tersebut akibat dari aksi profit taking saham Nvidia yang turun hingga 5,5 persen.Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) melaporkan data inflasi yang lebih landai pada Juni 2024. Tingkat inflasi tahunan AS pada Juni 2024 turun ke level 3 persen dari posisi bulan sebelumnya sebesar 3,3 persen, sekaligus berada di bawah ekspektasi konsensus 3,1 persen.
Sinyal turunya inflasi telah tercermin dari data tenaga kerja yang rilis di akhir pekan lalu. Dari Asia, Bank Sentral Korea (BOK) menahan suku bunga tetap di level 3,5 persen untuk ke-12 kalinya secara beruntun pada pertemuan Juli 2024. Keputusan tersebut bertujuan untuk memperlambat laju inflasi dan mempertimbangkan volatilitas pasar valuta asing di era suku bunga tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News