Mengutip keterangan tertulisnya, Rabu, 22 April 2020, perseroan tercatat telah memperbesar kepemilikan saham di Siloam Hospitals (SILO) dan Lippo Cikarang (LPCK), dua anak perusahaan dengan kinerja yang sangat solid, di saat valuasi harga sahamnya menarik.
Pada Selasa, 21 April 2020, harga saham LPCK telah menguat sebanyak 13 persen semenjak aksi korporasi Kamis, 16 April 2020 lalu. Harga saham LPCK diperdagangkan di level Rp730 per lembar saham, naik dari Rp645 per saham pada saat pembelian oleh LPKR.
Transaksi ini telah meningkatkan kepemilikan LPKR di Siloam menjadi 55,4 persen dan di Lippo Cikarang menjadi 84 persen. Aksi buyback dengan dana Rp75 miliar dari kas internal membuktikan perusahaan dapat beradaptasi di tengah tantangan bisnis.
Baca: Lippo Karawaci Buyback Saham Rp75 Miliar
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menilai langkah peningkatan kepemilikan saham yang dilakukan LPKR tepat karena dari sisi harga sudah diskon.
"Tidak masalah jika LPKR ingin menambah kepemilikan di saat sekarang karena memang harga sedang diskon. Meskipun secara valuasi sudah diskon harga masih bisa turun lagi. Karena di level sekarang secara teknikal, sudah overbought atau memang harga sudah naik signifikan dan sekarang indeks juga kembali melemah," ujar Sukarno dalam keterangannya, Selasa, 21 April 2020.
Aksi korporasi dengan menambah kepemilikan di dua anak usaha ini juga dinilai tepat. Mengingat dua emiten itu memiliki kinerja positif dan juga dari sisi haga saham sudah sangat terdiskon apalagi dari sisi fundamental keduanya sangat kuat dimana rasio utang kecil dan secara likuditias juga tinggi.
"Penambahan kepemilikan di SILO dan LPKR bisa jadi salah satu strategi investasi yang tepat. Apalagi isu kesehatan saat ini jadi peluang untuk meningkatkan kinerjanya ke depannya. Sehingga potensi kenaikan harga tinggi dan suatu saat yang tepat LPCK bisa jual di harga tinggi," ucap Sukarno.
LPKR memiliki bisnis inti di sektor properti, juga kesehatan, akan memiliki kinerja positif dalam jangka panjang. Animo di kedua bisnis sektor itu memang masih cukup baik. Sektor kesehatan dianggap menarik karena merupakan segmen bisnis yang saat ini benar-benar dibutuhkan masyarakat. "Peluang kinerjanya bisa lebih baik," kata Sukarno.
Adapun kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar LPKR menghadapi ketidakpastian ekonomi, salah satunya akibat virus korona. Asal bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dalam jangka panjang kinerja akan tetap positif.
Data pembukuan LPKR menyebutkan lebih dari 70 persen dari pendapatan Lippo Karawaci berasal dari recurring income, yang memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak. Dalam jangka panjang, kinerja LPKR diprediksi terus meningkat sebagai akibat dari strategi deleverage dan keberhasilan kepemimpinan manajemen. Tak hanya itu, LPKR juga dinilai lihai dalam membaca arah bisnis sekaligus mendapat dukungan dari berbagai mitra strategis. Dukungan konsumen properti atas berbagai inovasi perseroan juga mendukung kinerja positif perseroan.
Chief Executive Officer (CEO) LPKR John Riady sebelumnya menyatakan dalam situasi penuh tantangan, manajemen LPKR terus menerapkan strategi yang terukur, untuk terus menguatkan bisnis properti dan kesehatan yang menjadi bisnis inti perusahaan.
John memastikan LPKR telah berhasil mengeksekusi berbagai rencana bisnis seperti penyelesaian penawaran umum terbatas LPKR, pembiayaan kembali obligasi sejumlah USD325 juta, penawaran obligasi tambahan sebesar USD95 juta, penawaran tender obligasi, aksi buyback saham, juga memperbesar kepemilikan saham di SILO dan LPCK.
Pembelian saham SILO dan LPCK oleh LPKR dilakukan saat valuasi harga sahamnya menarik. Hal ini disebabkan terjadinya koreksi pasar dalam beberapa minggu terakhir. Oleh karenanya, perusahaan dapat membeli saham dengan diskon menarik untuk industri pada harga rata-rata EV/EBITDA selama lima tahun terakhir.
"LPKR tetap konsisten dalam rencana bisnis untuk fokus pada properti dan layanan kesehatan sebagai bisnis inti. Dalam masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, berdasar analisis internal tindakan paling bijaksana meningkatkan kepemilikan di anak perusahaan utama," ujar John.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id