IHSG bergerak pada level 8173 atau naik 1,04 persen setara 84 bps pada pembukaan perdagangan Selasa, 21 Oktober 2025.
Sementara itu indeks unggulan LQ45 mencapai 810 atau naik 1,65 persen dengan berada pada 13,42 bps. Kemudian Indeks unggulan JII naik ke level 564 dengan kenaikan 1,07 persen atau 6,3 bps.
Saham BBCA, BBRI dan BMRI menghijau pada hari ini. Sementara itu saham UNVR, PGAS dan JPFA melemah.
Pada penutupan perdagangan kemarin IHSG melesat 2,19% ke 8.088,98 pada akhir perdagangan. Indeks unggulan LQ45 melonjak 3,10%, sedangkan IDX30 bahkan menanjak 3,58%.
Kenaikan terbesar tercatat di sektor keuangan yang melonjak 3,38%, dengan subsektor perbankan melesat 5,32%, mencerminkan arus masuk dana asing yang cukup kuat. Sektor transportasi juga naik tajam 3,10%, diikuti energi yang naik 2,76%, dan industri yang menguat 2,45%. Sebaliknya, sektor bahan baku melemah 0,77%, dan kesehatan turun tipis 0,16%.
Laju Wall Street
Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Senin waktu setempat, didorong oleh kenaikan saham-saham teknologi seperti Apple menjelang pekan padat laporan keuangan korporasi dan rilis data inflasi yang sempat tertunda.Indeks Dow Jones Industrial Average naik 515,97 poin atau 1,12% menjadi 46.707, sedangkan S&P 500 menguat 1,07% ke 6.735. Indeks Nasdaq Composite yang sarat saham teknologi juga menanjak 1,37% ke level 22.991.
Penguatan saham Apple dan beberapa raksasa teknologi lain memberi sentimen positif di tengah antisipasi laporan keuangan kuartal ketiga dari perusahaan-perusahaan besar AS seperti Tesla, Microsoft, dan Alphabet.
Di Eropa, bursa saham juga bergerak positif. FTSE 100 naik 0,52%, DAX Jerman melesat 1,80%, dan CAC 40 Prancis menguat 0,39%.
Dari Asia, reli lebih tajam terlihat di Jepang, dengan Nikkei 225 melonjak 3,37% ke 49.186, dipicu penguatan yen dan optimisme pemulihan ekonomi domestik. Hang Seng Index (HSI) Hong Kong naik 2,42%, sementara Shanghai Composite naik 0,63%.
Pasar Obligasi dan Mata Uang Relatif Stabil
Imbal hasil (yield) surat utang negara Indonesia tenor 10 tahun naik tipis ke 6,08%, sementara indeks obligasi ICBI turun 0,06% ke 437,99.Dari pasar global, imbal hasil US Treasury turun, dengan tenor 10 tahun melemah ke 3,985%. Penurunan yield ini turut menekan volatilitas pasar, tercermin dari indeks VIX yang jatuh 12,27% ke 18,23, level terendah dalam sebulan terakhir.
Nilai tukar rupiah menguat tipis ke Rp16.575 per dolar AS, sedangkan kurs acuan Jisdor berada di Rp16.585. Indeks dolar AS naik 0,17% ke 98,59, menunjukkan penguatan terbatas terhadap mata uang utama lainnya.
Harga komoditas global juga bergerak naik, dengan Bloomberg Commodity Index menguat 1,07% ke 296,49. Sementara itu, risiko investasi Indonesia di pasar global (CDS tenor 5 tahun) tetap stabil di 83,03, menandakan persepsi risiko yang terjaga.
Analis menilai penguatan pasar kali ini menunjukkan kombinasi antara optimisme terhadap kinerja emiten besar dan ekspektasi bahwa data inflasi AS tidak akan mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News