Mengutip data Jisdor Bank Indonesia, Sabtu, 23 Januari 2021, nilai tukar rupiah di awal pekan atau tepatnya Senin, 18 Januari, berada di posisi Rp14.080 per USD. Lalu pada Selasa, 19 Januari, melemah ke posisi Rp14.086 per USD. Kemudian pada Rabu, 20 Januari, mata uang Garuda menguat ke level Rp14.065 per USD.
Sedangkan pada Kamis, 21 Januari, nilai tukar rupiah kembali menguat ke posisi Rp14.039 per USD. Namun di akhir pekan atau tepatnya Jumat, 22 Januari, mata uang Garuda harus melemah ke level Rp14.054 per USD. Masih masuknya arus modal ke Indonesia memicu mata uang Garuda kokoh di zona positif.
Sementara itu, dolar Amerika Serikat menguat pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), setelah tiga hari berturut-turut merugi, dan mata uang berisiko kembali jatuh. Sentimen risiko berkurang di tengah melonjaknya infeksi covid-19 meningkatkan selera terhadap mata uang safe-haven.
Sebagai tempat berlindung yang aman, mata uang AS cenderung naik pada saat ada tekanan keuangan dan ekonomi yang mengakibatkan selera risiko lebih rendah. Indeks S&P 500 dan Dow bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga lebih rendah, menunjukkan suasana yang umumnya suram di pasar keuangan.
Dolar mengurangi keuntungan dan mata uang berisiko memotong kerugian awal setelah data ekonomi AS yang positif -kenaikan aktivitas pabrik ke level tertinggi dalam lebih dari 13 tahun pada Januari dan kenaikan tak terduga 0,7 persen dalam penjualan rumah.
Greenback telah jatuh terhadap sekeranjang mata uang selama tiga sesi beruntun karena optimisme pasar tentang rencana stimulus fiskal Presiden AS Joe Biden mendorong pedagang untuk mencari aset-aset berisiko, menghasilkan keuntungan di mata uang seperti dolar Selandia Baru dan Australia.
Tapi tren itu berhenti pada Jumat waktu setempat, karena sentimen risiko pasar mundur. Saham global tergelincir dari rekor tertinggi ketika dolar AS stabil, naik 0,1 persen pada hari itu di 90,209. Namun, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, masih membukukan kerugian mingguan terbesar sejak pertengahan Desember.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News