Jakarta: Bank Indonesia (BI) memprakirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap baik, sehingga mampu mendukung ketahanan sektor eksternal. Defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah, didorong oleh surplus neraca barang yang berlanjut.
"Neraca perdagangan Februari 2021 mencatat surplus sebesar USD2 miliar, melanjutkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD1,96 miliar," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan BI secara virtual, Kamis, 18 Maret 2021.
Menurut Perry, kinerja positif neraca perdagangan di Februari 2021 tersebut dipengaruhi oleh ekspor yang kembali mencatat kenaikan sebesar 8,56 persen (yoy). Terutama ditopang oleh permintaan dari Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Jepang, serta kenaikan harga komoditas dunia di tengah berlanjutnya perbaikan impor.
"Selain sejumlah komoditas manufaktur, peningkatan nilai ekspor juga tercatat pada sejumlah komoditas primer seperti CPO (Crude Palm Oil) dan batu bara," papar Perry.
Sementara itu, aliran masuk investasi portofolio asing ke pasar keuangan domestik relatif tertahan, seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Hal ini tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net outflow sebesar USD1,57 miliar pada Maret 2021 (hingga 16 Maret).
"Padahal sebelumnya (investasi portofolio asing di pasar keuangan domestik) mencatat net inflow sebesar USD7,14 miliar pada periode Januari-Februari 2021," tutur dia.
Adapun posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2021 tercatat sebesar USD138,8 miliar, setara dengan pembiayaan 10,5 bulan impor atau 10,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"Ke depan, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah yaitu sekitar 1,0 persen sampai 2,0 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) pada 2021, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia," tutup Perry.
"Neraca perdagangan Februari 2021 mencatat surplus sebesar USD2 miliar, melanjutkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD1,96 miliar," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan BI secara virtual, Kamis, 18 Maret 2021.
Menurut Perry, kinerja positif neraca perdagangan di Februari 2021 tersebut dipengaruhi oleh ekspor yang kembali mencatat kenaikan sebesar 8,56 persen (yoy). Terutama ditopang oleh permintaan dari Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Jepang, serta kenaikan harga komoditas dunia di tengah berlanjutnya perbaikan impor.
"Selain sejumlah komoditas manufaktur, peningkatan nilai ekspor juga tercatat pada sejumlah komoditas primer seperti CPO (Crude Palm Oil) dan batu bara," papar Perry.
Sementara itu, aliran masuk investasi portofolio asing ke pasar keuangan domestik relatif tertahan, seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Hal ini tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net outflow sebesar USD1,57 miliar pada Maret 2021 (hingga 16 Maret).
"Padahal sebelumnya (investasi portofolio asing di pasar keuangan domestik) mencatat net inflow sebesar USD7,14 miliar pada periode Januari-Februari 2021," tutur dia.
Adapun posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2021 tercatat sebesar USD138,8 miliar, setara dengan pembiayaan 10,5 bulan impor atau 10,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"Ke depan, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah yaitu sekitar 1,0 persen sampai 2,0 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) pada 2021, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia," tutup Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id