Perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp240 miliar pada sembilan bulan pertama 2020. Posisi ini berbanding terbalik dengan capaian di periode yang sama tahun lalu yang mampu mencatatkan laba Rp349 miliar.
Rugi tersebut dipicu oleh menurunkan pendapatan hingga 20 persen pada sembilan bulan pertama 2020. Pendapatan pada periode ini hanya mencapai Rp1,97 triliun sedangkan periode tahun lalu mencapai Rp2,4 triliun.
"2020 adalah tahun yang sangat tidak mudah," kata Direktur Utama Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie dalam public expose 2020, Kamis, 17 Desember 2020.
Anindya tak menampik pandemi telah berimbas pada seluruh sektor ekonomi, termasuk lini bisnis yang dijalankan perusahaan. Ia mengatakan pandemi telah berdampak pada penurunan kinerja perusahaan.
Namun, ia menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan upaya yang cukup resilient untuk menghadapi situasi ini, seperti meninjau dan merestrukturisasi postur perusahaan melalui efisiensi dan pembenahan internal, khususnya secara operasional, finansial, dan organisasi.
Alhasil, jika dilihat dari perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis sejenis, kinerja pertumbuhan EBITDA emiten bursa berkode BNBR ini masih jauh lebih baik. Kinerja pertumbuhan EBITDA hingga kuartal III mencapai Rp17 miliar.
"Kita berhasil dan bisa bahkan di kuartal III baik disisi EBITDA dan pertumbuhan pendapatan, terutama EBITDA kita mencatat pertumbuhan yang lebih baik dari pada peers company," ungkapnya.
Direktur Keuangan Bakrie & Brothers Roy Hendrajanto M Sakti menambahkan di kuartal III-2020 sudah mulai terlihat sedikit harapan dengan pulihnya permintaan. BNBR mencatat meskipun pendapatan dari sektor oil and gas mengalami penurunan akibat banyaknya penundaan proyek, tetapi sektor non-oil and gas justru meningkat.
"Di Bakrie pipeline oil and gas itu bisa turun 27 persen. Namun ada juga improvement yang kita rasakan di sektor infrastruktur non-oil and gas meningkat 17 persen," ujarnya.
Roy pun kembali menegaskan penurunan performa kinerja perusahaan merupakan efek dari pandemi sepanjang tahun.
"Kita lihat di sini laba rugi kita memang masih terlihat negatif jika dibandingkan tahun lalu. Minusnya mencapai Rp240 miliar. Sekali lagi efek dari pada pandemi ini sangat berat sekali di laporan keuangan kita terutama di laba rugi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id