Adapun Obligasi II Polytama Propindo Tahun 2021 sebanyak-banyaknya Rp400 miliar dan Sukuk Ijarah II Polytama Propindo Tahun 2021 sebanyak-banyaknya Rp300 miliar.
"Kedua instrumen tersebut akan digunakan untuk modal kerja, proyek granule, dan pengadaan tangki propylene tank," kata Direktur Utama Polytama Propindo Didik Susilo dalam keterangan resminya, Selasa, 17 Agustus 2021.
Obligasi II dan Sukuk Ijarah II masing-masing akan diterbitkan dalam Seri A dengan tenor tiga tahun, dan seri B dengan tenor lima tahun. Obligasi dan Sukuk Ijarah masing-masing akan jatuh tempo pada 8 September 2024 untuk Seri A, dan 8 September 2026 untuk Seri B.
Didik mengungkapkan bahwa penggunaan dana dari Obligasi II seluruhnya direncanakan akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Namun, tidak terbatas untuk pembelian bahan baku utama, bahan baku pembantu, biaya overhead, dan lain-lain.
Sedangkan penggunaan dana untuk Sukuk Ijarah II sebanyak-banyaknya Rp214 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan, Rp15 miliar untuk pengadaan pembelian peralatan (equipment) pendukung produksi granule dalam rangka peningkatan kualitas dan produktivitas produk granule, sisanya Rp71 miliar untuk pengadaan pembelian tangki polypropylene.
Adapun Credit Guarantee & Investment Facility Asian Development Bank (CGIF) akan menjadi bertindak sebagai penanggung (penjamin guarantor) penuh atas seluruh bunga obligasi dan pokok obligasi, serta pembayaran cicilan imbalan ijarah yang wajib dibayar.
Dalam penerbitan obligasi tersebut, Polytama Propindo menunjuk PT Indo Premier dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi, serta Bank Mandiri sebagai wali amanat.
Di sisi lain, Didik menjelaskan bahwa industri petrokimia merupakan industri hulu yang berperan penting dan strategis dalam memacu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi negara.
"Pemerintah pun memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan industri petrokimia di Indonesia, dibuktikan dengan beberapa regulasi terhadap industri polypropylene," tuturnya.
Saat ini, kebutuhan produk polypropylene masih tergantung kepada pasokan impor yang mencapai 50 persen. Sedangkan kebutuhan pasokan dalam negeri dipasok oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk sebesar 33 persen, Polytama Propindo sebanyak 14 persen, sisanya sebanyak tiga persen dipasok oleh Pertamina Plaju.
"Sebagai perusahaan polypropylene terbesar kedua di Indonesia, Polytama Propindo sebagai anak perusahaan dari TPI dan cucu dari PT Pertamina (Persero), kedepannya berniat akan mengembangkandan meningkatkan kapasitas usahanya sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan kepada pasokan impor," pungkas Didik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id