"Tahun 2021 menunjukkan kami keluar sebagai pemenang, sampai kuartal III kami berhasil meraih laba Rp4,1 triliun," ucap Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi dalam keterangan resminya, Selasa, 12 Oktober 2021.
Adapun hingga kuartal III-2021, produksi pupuk yang dihasilkan Pupuk Kaltim mencapai 5,15 juta ton atau 106 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Rinciannya, produksi urea mencapai 2,72 juta ton dari target 2,54 juta ton dan produksi amoniak mencapai 2,26 juta ton dari target 2,09 juta ton.
Di sisi lain, Pupuk Kaltim juga mencatatkan penjualan sebesar 3,49 juta ton atau 104 persen dari RKAP. Penjualan paling banyak disumbang dari produk urea, yakni 2,65 juta ton dari target 2,6 juta ton. Sedangkan produk amoniak mencatatkan penjualan sebanyak 664 ribu ton dari target 585 ribu ton.
Sementara itu, Pupuk Kaltim berupaya untuk mengembangkan potensi budidaya Black Soldier Fly (BSF) dengan menggelar pelatihan pembuatan Dry Maggot bagi binaan perusahaan dan kelompok masyarakat pengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bessai Berinta Bontang.
VP CSR Pupuk Kaltim Anggono Wijaya mengungkapkan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu bentuk edukasi bagi masyarakat, khususnya dalam pengelolaan lingkungan dari manfaat maggot sebagai pengurai sampah makanan.
"Sampah organik rumah tangga berkontribusi besar terhadap penambahan sisa makanan yang dibuang setiap hari. Padahal itu bisa dimanfaatkan menjadi maggot yang memiliki nilai ekonomi," tutur Anggono.
Pelatihan ini juga merupakan kesinambungan kontribusi Pupuk Kaltim dalam pengelolaan sampah di Kota Bontang, dengan memaksimalkan peran masyarakat maupun TPST Bessai Berinta, agar jumlah sampah organik yang mencapai 80 ton sampai 85 ton per hari bisa dipilah serta dimanfaatkan untuk budi daya BSF dan maggot.
Apalagi maggot memiliki banyak manfaat karena mengandung asam amino dan protein, sehingga potensinya bisa dikembangkan agar lebih bernilai ekonomi, seperti untuk bahan pakan ikan, kompos, hingga pupuk cair.
"Cara ini sangat berpotensi diterapkan di Bontang. Jika berhasil, maka setiap rumah tangga berkontribusi dalam menekan jumlah sampah, karena bisa diolah sendiri menjadi maggot dan tidak perlu dibuang langsung ke TPA Bontang Lestari," pungkas Anggono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News