Jakarta: Bank Indonesia (BI) terus memperluas pelaksanaan kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS). Hingga saat ini sudah ada empat negara yang telah bekerja sama dengan Indonesia.
Malaysia dan Thailand menjadi yang pertama dalam implementasi kerja sama LCS pada awal 2018. Kemudian Jepang menyusul pada September 2019. Teranyar, Bank Indonesia mengimplementasikan kerja sama tersebut dengan bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBC).
Direktur Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Rahmatullah Sjamsudin menyampaikan nilai kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal mencapai USD1,2 miliar per Juli 2021. Angka tersebut merupakan nilai ekuivalen atas penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral dengan ketiga negara.
"Alhamdulillah di 2021 sampai bulan Juli saja, itu totalnya sudah USD1,2 miliar dengan rata-rata per bulannya USD177 juta, itu dengan Thailand baht, Malaysia ringgit, dan yen Jepang," ungkap Rahmatullah dalam Taklimat Media secara virtual, Rabu, 8 September 2021.
Rahmatullah bilang, nilai kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal terus meningkat tiap tahunnya. Terlebih pada saat Jepang ikut 'nimbrung' dalam kerja sama tersebut.
"Untuk yen Jepang ini juga terus meningkat. Hingga Juli saja, transaksi LCS yen Jepang itu sudah mencapai USD190 juta. Jadi mudah-mudahan akan terus meningkat," harapnya.
Menurut dia, transaksi LCS dengan yen Jepang terus mengalami peningkatan signifikan. Ia pun optimistis nilai kerja sama penyelesaian transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal dengan Jepang mencapai USD200 juta pada Agustus 2021.
"Kami mencatat, kelihatannya hari ke hari transaksi LCS dengan yen ini meningkat cukup pesat. Jadi kemungkinan di Agustus ini sendiri mungkin sudah lebih dari USD200 juta, sehingga mungkin untuk yang 2021 ini sudah mencapai lebih dari USD500 juta," urainya.
Adapun pada saat pertama kali kerja sama LCS diimplementasikan Indonesia dengan Malaysia dan Thailand pada 2018, nilai ekuivalen kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal sebesar USD350 juta. Sementara, rata-rata per bulannya mencapai sebanyak USD31,7 juta.
Kemudian pada 2019 saat Jepang masuk dan bekerja sama dengan Indonesia pada September, nilai ekuivalen kerja sama penyelesaian transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal menjadi sebesar USD760 juta dengan rata-rata per bulan sebanyak USD63,3 juta.
"Kemudian di 2020 semakin meningkat lagi rata-ratanya jadi USD72,2 juta per bulan dengan totalnya ekuivalennya mencapai USD800 juta. Jadi ada yang menggunakan rupiah, ada yang menggunakan ringgit, ada yang menggunakan baht, tapi diekuivalenkan supaya gampang dalam dolar AS," jelas Rahmatullah.
Rahmatullah berpendapat peningkatan transaksi LCS merupakan tern yang baik karena memberikan banyak keuntungan, kemudahan, dan efisien bagi kedua negara dalam perdagangan dan investasi.
"Ini kelihatannya suatu tren yang baik dengan adanya mismatch bahwa transaksi perdagangan barang dan jasa kita dengan negara-negara tetangga yang selama ini lebih banyak menggunakan dolar AS. Ini menjadi upaya kita untuk menggunakan mata uang lokal masing-masing," pungkas dia.
Malaysia dan Thailand menjadi yang pertama dalam implementasi kerja sama LCS pada awal 2018. Kemudian Jepang menyusul pada September 2019. Teranyar, Bank Indonesia mengimplementasikan kerja sama tersebut dengan bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBC).
Direktur Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Rahmatullah Sjamsudin menyampaikan nilai kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal mencapai USD1,2 miliar per Juli 2021. Angka tersebut merupakan nilai ekuivalen atas penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral dengan ketiga negara.
"Alhamdulillah di 2021 sampai bulan Juli saja, itu totalnya sudah USD1,2 miliar dengan rata-rata per bulannya USD177 juta, itu dengan Thailand baht, Malaysia ringgit, dan yen Jepang," ungkap Rahmatullah dalam Taklimat Media secara virtual, Rabu, 8 September 2021.
Rahmatullah bilang, nilai kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal terus meningkat tiap tahunnya. Terlebih pada saat Jepang ikut 'nimbrung' dalam kerja sama tersebut.
"Untuk yen Jepang ini juga terus meningkat. Hingga Juli saja, transaksi LCS yen Jepang itu sudah mencapai USD190 juta. Jadi mudah-mudahan akan terus meningkat," harapnya.
Menurut dia, transaksi LCS dengan yen Jepang terus mengalami peningkatan signifikan. Ia pun optimistis nilai kerja sama penyelesaian transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal dengan Jepang mencapai USD200 juta pada Agustus 2021.
"Kami mencatat, kelihatannya hari ke hari transaksi LCS dengan yen ini meningkat cukup pesat. Jadi kemungkinan di Agustus ini sendiri mungkin sudah lebih dari USD200 juta, sehingga mungkin untuk yang 2021 ini sudah mencapai lebih dari USD500 juta," urainya.
Adapun pada saat pertama kali kerja sama LCS diimplementasikan Indonesia dengan Malaysia dan Thailand pada 2018, nilai ekuivalen kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal sebesar USD350 juta. Sementara, rata-rata per bulannya mencapai sebanyak USD31,7 juta.
Kemudian pada 2019 saat Jepang masuk dan bekerja sama dengan Indonesia pada September, nilai ekuivalen kerja sama penyelesaian transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal menjadi sebesar USD760 juta dengan rata-rata per bulan sebanyak USD63,3 juta.
"Kemudian di 2020 semakin meningkat lagi rata-ratanya jadi USD72,2 juta per bulan dengan totalnya ekuivalennya mencapai USD800 juta. Jadi ada yang menggunakan rupiah, ada yang menggunakan ringgit, ada yang menggunakan baht, tapi diekuivalenkan supaya gampang dalam dolar AS," jelas Rahmatullah.
Rahmatullah berpendapat peningkatan transaksi LCS merupakan tern yang baik karena memberikan banyak keuntungan, kemudahan, dan efisien bagi kedua negara dalam perdagangan dan investasi.
"Ini kelihatannya suatu tren yang baik dengan adanya mismatch bahwa transaksi perdagangan barang dan jasa kita dengan negara-negara tetangga yang selama ini lebih banyak menggunakan dolar AS. Ini menjadi upaya kita untuk menggunakan mata uang lokal masing-masing," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id