Berdasarkan laporan keuangannya, pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 55,39 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp1,19 triliun. Dari sisi kredit yang diberikan, perseroan mencatatkan pertumbuhan sebesar 27,7 persen (yoy) yaitu sebesar Rp29,22 triliun per 30 Juni 2021 dengan menjaga kualitas Non Performing Loan (NPL) 0,73 persen.
"Meskipun tekanan selama pandemi covid-19 sangat kuat, tetapi kami tetap berkomitmen memberikan dukungan dan upaya bagi nasabah maupun masyarakat khususnya pensiunan agar tetap dapat menjalankan aktivitas perekonomian," kata Direktur Utama Bank Mandiri Taspen Elmamber P. Sinaga dalam siaran persnya, Jumat, 30 Juli 2021.
Pada saat yang sama, Chief Financial Officer (CFO) Bank Mandiri Taspen Fajar Ari S. menambahkan bahwa peningkatan laba tersebut juga didorong dari efisiensi operasional yang telah dilakukan sehingga rasio atas pendapatan (CER) dapat ditekan menjadi 42,56 persen pada Juni 2021 atau turun sebesar 11,82 persen dari 2020 sebesar 54,38 persen.
"Akibat pandemi ini, perseroan dapat menekan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) yaitu minus 5,52 persen dari 83,65 persen di Juni 2020 menjadi 78,13 persen di semester I-2021 ini," papar Fajar.
Di sisi lain, rasio dana murah atau CASA meningkat dari posisi akhir Desember 2020 menjadi 30,13 persen per 30 Juni 2021. Perseroan tercatat memiliki total aset sebesar Rp41,52 triliun per 30 Juni 2021, meningkat dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp35,09 triliun.
Melihat kinerja selama semester I-2021, perusahaan optimistis kinerja Bank Mandiri Taspen sampai akhir tahun 2021 akan tetap dapat terjaga sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
"Manajemen Bank Mandiri Taspen juga optimistis dari capaian kinerja tersebut, sehingga perseroan dapat segera masuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III," pungkas Fajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News