Penerapan PPKM Darurat mungkin memunculkan banyak kekhawatiran publik, baik dari segi kesehatan, pekerjaan, aktivitas, maupun mengenai bagaimana cara mereka mengelola keuangan masing-masing di masa sulit saat ini. Generasi milenial di Indonesia merupakan salah satu kelompok masyarakat yang perlu mulai memprioritaskan pengelolaan keuangan mereka.
Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengungkapkan dengan situasi saat ini pemasukan masyarakat pasti ikut berkurang sebagai dampak dari pandemi yang berkepanjangan. Di saat yang bersamaan, pengeluaran justru mungkin bertambah akibat dibutuhkannya berbagai kebutuhan esensial dan produk kesehatan.
"Merencanakan dan mengelola keuangan mungkin menjadi hambatan bagi banyak orang saat ini, terlebih bagi para generasi milenial," kata Harumi, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 15 Juli 2021.
Karenanya, ia mengingatkan dan mengajak para milenial bahwa sekarang ini adalah saat yang krusial untuk setiap orang merencanakan dan mengelola keuangan pribadi dan/atau keluarganya dengan lebih baik. Hal yang utama adalah memiliki dana darurat dan proteksi diri agar siap menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa kapan saja datang.
"Untuk proteksi diri, misalnya, para milenial bisa memperoleh produk asuransi jiwa yang terjangkau dan mudah digunakan," paparnya.
Sementara itu, Perencana Keuangan Lolita Setyawati membagikan tujuh tips untuk para milenial tentang bagaimana cara mengelola keuangan selama PPKM, yakni pertama buat anggaran keuangan. Sebaiknya seseorang membuat rencana anggaran selama pelaksanaan PPKM Darurat saat ini.
"Hal ini bertujuan agar kita bisa memantau besaran pemasukan dan pengeluaran serta membuat prioritas, sehingga keuangan akan menjadi lebih terkontrol," tuturnya.
Kedua, siapkan dana darurat. Di situasi yang tidak menentu seperti sekarang, menyiapkan dana untuk pengeluaran tidak terduga menjadi sangat penting bagi semua orang. Salah satu cara untuk menyiapkan dana darurat adalah dengan menyisihkan secara rutin dalam bentuk investasi jangka pendek yang mudah dicairkan kapanpun dibutuhkan.
Ketiga, membatasi pengeluaran. Pengeluaran yang tidak terlalu penting sebaiknya dialokasikan untuk pengeluaran esensial seperti kebutuhan pokok dan kesehatan, terlebih selama PPKM dijalankan. Tujuannya agar dapat memilah alokasi pengeluaran yang tepat dan prioritas.
Keempat, hindari berutang dengan bunga tinggi. Kondisi pandemi yang panjang mengakibatkan adanya ketidakpastian pendapatan. Dengan demikian kemampuan untuk membayar cicilan utang berbunga tinggi seperti kartu kredit dan pinjaman daring juga menjadi tidak pasti.
"Dengan menghindari utang, kita dapat mengerem keinginan untuk berbelanja barang yang tidak dibutuhkan," tuturnya.
Kelima, proteksi asuransi diri. Bahaya dari pandemi covid-19 tidak dapat dianggap remeh. Oleh sebab itu, sangat penting mulai memiliki asuransi untuk diri maupun keluarga agar senantiasa terlindungi dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Keenam, tetap menabung dan berinvestasi. Walaupun pada kondisi saat ini harus lebih ketat dalam mengatur keuangan, jangan lupakan tujuan keuangan di masa depan. Jadi tetap menyisihkan dana untuk berinvestasi setiap bulannya.
Ketujuh, menambah pendapatan dari sumber lain. Semenjak hadirnya pandemi, dunia digital semakin diminati masyarakat terlebih generasi milenial, salah satunya untuk berbisnis/mencari uang. Berjualan atau aktivitas lainnya untuk menerima transaksi pun tentu semakin dimudahkan terlebih dengan hadirnya beragam platform e-money di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News