Jakarta: PTPN Group meraih relaksasi pinjaman dari 6 kreditur melalui Perjanjian Perubahan Induk atau Master Amendment Agreement (MAA) Transformasi Keuangan di dalam Holding Perkebunan Nusantara.
Keenam kreditur tersebut di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk, serta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
"Penandatanganan MAA ini merupakan bentuk kepercayaan kreditur dalam mendukung upaya PTPN Group mengembangkan profil bisnis yang sehat dalam mendukung kinerja keuangan dan operasional yang berkelanjutan," kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani dalam keterangan tertulis, Sabtu, 30 Januari 2021.
Ia merinci keenam kreditur yang menandatangani MAA tersebut merepresentasikan 68 persen dari total exposure kredit ke PTPN Group. Adapun rincian total exposure tersebut yaitu Bank Mandiri sebesar Rp12,3 triliun, BNI sebesar Rp6,2 triliun, BRI sebesar Rp6,1 triliun, LPEI sebesar Rp2,6 triliun, BCA sebesar Rp1,1 triliun, serta BRI Agro sebesar Rp433 miliar.
Menurutnya MAA tersebut merupakan dokumen yang mendasari pelaksanaan addendum atas tiap perjanjian kredit yang antara lain berisi kesepakatan antara PTPN Group dengan para kreditur. Ini dilakukan untuk memberikan relaksasi atas fasilitas pinjaman PTPN Group, sehingga akan memperbaiki struktur utang berbunga perusahaan. Serta dapat menekan biaya terkait dengan beban keuangan dan mengurangi besaran angsuran yang perlu dibayarkan perusahaan setiap tahunnya.
"MAA ini sebagai salah satu bentuk strategi perseroan dalam melakukan transformasi keuangan yang tengah dijalankan PTPN Group dalam jangka panjang," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury menyampaikan penandatanganan MAA merupakan dasar dari program restrukturisasi keuangan PTPN Group.
"Hal ini salah satu langkah yang sangat penting bagi PTPN Group untuk bisa melakukan program restrukturisasi keuangan selain daripada rencana restrukturisasi lainnya yang akan dijalankan oleh PTPN Group," jelasnya.
Tidak hanya itu, menurut Pahala, PTPN Group akan meningkatkan EBITDA dan cash flow perusahaan dengan melakukan berbagai strategi salah satunya operational excellence yakni meningkatkan kinerja seluruh anak perusahaan PTPN Group serta peningkatan kinerja komoditas termasuk refocusing terhadap komoditas yang dihasilkan oleh PTPN Group.
Keenam kreditur tersebut di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk, serta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
"Penandatanganan MAA ini merupakan bentuk kepercayaan kreditur dalam mendukung upaya PTPN Group mengembangkan profil bisnis yang sehat dalam mendukung kinerja keuangan dan operasional yang berkelanjutan," kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani dalam keterangan tertulis, Sabtu, 30 Januari 2021.
Ia merinci keenam kreditur yang menandatangani MAA tersebut merepresentasikan 68 persen dari total exposure kredit ke PTPN Group. Adapun rincian total exposure tersebut yaitu Bank Mandiri sebesar Rp12,3 triliun, BNI sebesar Rp6,2 triliun, BRI sebesar Rp6,1 triliun, LPEI sebesar Rp2,6 triliun, BCA sebesar Rp1,1 triliun, serta BRI Agro sebesar Rp433 miliar.
Menurutnya MAA tersebut merupakan dokumen yang mendasari pelaksanaan addendum atas tiap perjanjian kredit yang antara lain berisi kesepakatan antara PTPN Group dengan para kreditur. Ini dilakukan untuk memberikan relaksasi atas fasilitas pinjaman PTPN Group, sehingga akan memperbaiki struktur utang berbunga perusahaan. Serta dapat menekan biaya terkait dengan beban keuangan dan mengurangi besaran angsuran yang perlu dibayarkan perusahaan setiap tahunnya.
"MAA ini sebagai salah satu bentuk strategi perseroan dalam melakukan transformasi keuangan yang tengah dijalankan PTPN Group dalam jangka panjang," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury menyampaikan penandatanganan MAA merupakan dasar dari program restrukturisasi keuangan PTPN Group.
"Hal ini salah satu langkah yang sangat penting bagi PTPN Group untuk bisa melakukan program restrukturisasi keuangan selain daripada rencana restrukturisasi lainnya yang akan dijalankan oleh PTPN Group," jelasnya.
Tidak hanya itu, menurut Pahala, PTPN Group akan meningkatkan EBITDA dan cash flow perusahaan dengan melakukan berbagai strategi salah satunya operational excellence yakni meningkatkan kinerja seluruh anak perusahaan PTPN Group serta peningkatan kinerja komoditas termasuk refocusing terhadap komoditas yang dihasilkan oleh PTPN Group.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News