Dewan Penasihat IFG Progress Agus Martowardojo mengatakan pendalaman pasar keuangan di Indonesia memang masih rendah. Bahkan penetrasi asuransi di Indonesia hanya 1,1 persen pada Juli 2020 lebih rendah dibandingkan lima besar negara ASEAN.
"Total besaran asuransi terhadap GDP dibandingkan negara ASEAN 5 kita masih di bawah. Maka kita semua harus berperan memajukan industri asuransi, dan yang penting tumbuh kuat seimbang dan berkelanjutan," katanya dalam webinar di Jakarta, Rabu, 28 April 2021.
Ia berharap kehadiran holding perasuransian dan penjaminan BUMN, Indonesia Financial Group (IFG) bisa membantu upaya peningkatan penetrasi asuransi. IFG Progress akan menjadi wadah untuk melakukan diskusi, riset, sosialisasi, hingga edukasi asuransi.
"Kami akan melakukan public expose sehingga informasi data yang baik tentang industri jasa keuangan akan ada di pasar. Dan ini bisa dipakai oleh pembuat kebijakan, akademisi, praktisi untuk membuat industri jasa keuangan Indonesia tumbuh secara kuat dan berkesinambungan," ungkapnya.
Agus menambahkan, saat ini banyak industri asuransi menghadapi tantangan baik dari sisi tata kelola perusahaannya. Berbagai tantangan yang dihadapi ini tentu memerlukan dukungan kebijakan dari pemerintah agar bisa menghasilkan perbaikan kedepannya.
"Beberapa perusahaan asuransi penjaminan yang betulan menghadapi tantangan, senantiasa pemerintah itu mendukung perbaikannya. Kita harus meyakinkan bahwa apa yang sudah dipercaya oleh publik, oleh pemerintah dapat kita kawal sehingga kita memiliki industri keuangan nonbank yang betul-betul kuat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News