"Salah satu transformasi yang dilakukan adalah memperluas segmen market, khususnya perusahaan-perusahaan asal Korea Selatan yang banyak berinvestasi di Indonesia. Ini adalah momentum yang tepat bagi Bukopin melakukan transformasi mengingat tantangan bisnis perbankan saat pandemi sangat besar,” kata Direktur Utama Bukopin Rivan A. Purwantono dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 22 Oktober 2020.
Selama ini, nasabah Bukopin sangat beragam mulai dari pensiunan, koperasi, perusahaan swasta, BUMN, hingga pemerintah. Keberadaan Kookmin beserta jaringannya diyakini akan turut menambah keberagaman segmen pasar baik dari perorangan maupun badan usaha asing.
Di sisi teknologi, transformasi juga dilakukan melalui digitalisasi layanan Bukopin. Di Korea, Kookmin telah dikenal sebagai perbankan yang mampu menciptakan one stop mobile sangat canggih sesuai kebiasaan baru dan kebutuhan masyarakat.
"Kolaborasi ini akan membuat Bukopin bertransformasi menjadi bank yang tetap menjunjung tinggi kearifan lokal dengan profesionalisme bankir berskala internasional," ungkapnya.
Selain perluasan pasar, kolaborasi Kookmin-Bukopin juga semakin memperkuat fundamental yang telah dimiliki yaitu segmen Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi. Kookmin yang adalah bank terbesar di Korea Selatan dapat mendorong pengembangan UMKM, ritel, perumahan, hingga keuangan mikro.
Proses transformasi yang sedang berjalan semakin meningkatkan kepercayaan publik terhadap Bukopin yang ditandai dengan pembaharuan peringkat Peringkat Nasional jangka panjang milik Bank Bukopin sebanyak empat peringkat menjadi idAAA.
"Untuk menjaga kepercayaan ini, maka kami terus melanjutkan kolaborasi yang luar biasa, kolaborasi dari seluruh lini, dengan momentum transformasi usai bergabungnya Bukopin di keluarga besar Kookmin. Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk kita maju bersama dengan Kookmin," tegas Rivan.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan kolaborasi dengan Kookmin akan mampu mengoptimalkan sektor UMKM yang selama ini menjadi andalan Bukopin. Ia juga sepakat Bukopin dapat memanfaatkan semua sumber dan jaringan milik Kookmin.
"Kookmin memasukkan dana segar dan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Bukopin. Bukopin akan mampu meningkatkan daya saingnya dan menekuni UMKM yang selama ini menjadi kelebihannya," ujar Piter.
Saat ini perkembangan industri dan ekonomi Korea Selatan cukup signifikan ditambah banyaknya perusahaan asal negara itu yang beroperasi di Indonesia. Kookmin juga merupakan bagian KB Financial Group yang telah memiliki 31,5 juta nasabah dan tercatat sebagai bank dengan basis pelanggan terbesar di industri perbankan Korea Selatan.
"Bukopin punya peluang besar memasuki pangsa pasar tersebut. Yang sangat jelas akan masuk adalah industri atau perusahaan Korea yang sudah terhubung dengan Kookmin sebagai bank dengan teknologi dan manajemen sangat baik. Keunggulan ini dapat diadopsi Bukopin untuk meningkatkan daya saing dan kapabilitasnya," jelas dia.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai Kookmin akan membuka peluang bisnis baru sekaligus meningkatkan kepercayaan publik terhadap Bukopin. Tak hanya terkait keuangan, sisi marketing dan penguatan citra Bukopin juga akan turut terbantu sehingga transformasi dan kolaborasi dapat lebih cepat.
"Langkah ini cukup tepat. Masuknya Kookmin yang membawa dana segar telah membuat rasio kecukupan modal Bukopin menjadi kembali sehat. Hal ini tepat menjadi bagian dari strategi marketing demi meningkatkan citra Bukopin dan menyasar pasar milenial yang sangat besar," pungkas Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News