Ilustrasi utang luar negeri. Foto: dok MI/Rommy Pujianto
Ilustrasi utang luar negeri. Foto: dok MI/Rommy Pujianto

Swasta Rajin Bayar Angsuran, Utang Luar Negeri RI Akhirnya Mulai Berkurang

Husen Miftahudin • 15 Maret 2024 15:26
Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2024 sebesar USD405,7 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada Desember 2023 yang mencapai USD408,1 miliar.
 
Secara tahunan, posisi ULN Indonesia tumbuh sebesar 0,04 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,9 persen (yoy).
 
"Penurunan tersebut dikontribusikan oleh penurunan ULN sektor publik dan swasta," ungkap Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 15 Maret 2024.
 

Utang pemerintah

 
BI menyampaikan, posisi ULN pemerintah pada Januari 2024 tercatat sebesar USD194,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya sebesar USD196,6 miliar. Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh sebesar 0,1 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 5,4 persen (yoy).
 
"Penurunan posisi ULN pemerintah antara lain dipengaruhi oleh pelunasan seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo," terang Erwin.
 
Pemerintah, kata Erwin, berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.
 
Pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk fokus mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan belanja program prioritas dan pelindungan masyarakat di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
 
Dukungan pembiayaan tersebut mencakup antara lain pada sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21,1 persen dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,0 persen); Jasa Pendidikan (16,9 persen); Konstruksi (13,7 persen); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,7 persen).
 
"Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," beber Erwin.
 
Baca juga: Hore! Neraca Pembayaran Indonesia Surplus USD8,6 Miliar
 

Utang swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan

 
Posisi ULN swasta pada Januari 2024 tercatat sebesar USD196,7 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya sebesar USD198,1 miliar. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,6 persen (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan lalu sebesar 1,4 persen (yoy).
 
Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 3,2 persen (yoy) dan 2,4 persen (yoy).
 
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6 persen dari total ULN swasta.
 
"ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap total ULN swasta," ungkap Erwin.
 

Struktur utang tetap sehat

 
Erwin menekankan, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,4 persen dari 29,7 persen pada bulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,9 persen dari total ULN.
 
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
 
"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tutup Erwin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan