Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan Bank Mega berhasil mencetak kinerja cemerlang di tahun pemulihan ekonomi. Pertumbuhan laba tersebut diperoleh dari pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) yang naik sebesar 23,70 persen menjadi Rp4,84 triliun dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,91 triliun.
"Selain pendapatan bunga bersih, pendapatan laba Bank Mega juga disebabkan oleh kenaikan pendapatan selain bunga (fee based income) sebesar 7,55 persen menjadi Rp3,14 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,92 triliun," kata dia dalam keterangan di Jakarta, Jumat, 25 Februari 2022.
Total aset tercatat tumbuh sebesar 18,43 persen menjadi Rp132,88 triliun dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp112,20 triliun. Di tahun lalu, Bank Mega mencatat pertumbuhan kredit sebesar 25,14 persen menjadi Rp60,68 triliun dari Rp48,59 triliun pada 2020.
Pertumbuhan kredit tersebut jauh di atas pertumbuhan industri perbankan yang tercatat hanya mengalami pertumbuhan 5,21 persen (yoy). Kredit korporasi merupakan segmen kredit dengan pertumbuhan terbesar, yaitu meningkat 52,36 persen menjadi Rp39,93 triliun dari Rp26,21 triliun pada 2020.
"Pertumbuhan kredit ini juga diiringi dengan semakin membaiknya kualitas kredit Bank Mega. NPL gross membaik menjadi 1,12 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,39 persen. Sedangkan NPL nett menjadi 0,81 persen dari 2020 yang sebesar 1,07 persen," ungkapnya.
Pada penghimpunan Dana Pihak Ketiga, Bank Mega berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,90 persen menjadi Rp98,91 triliun dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp79,19 triliun. Pertumbuhan ini juga diiringi dengan membaiknya komposisi rasio dana murah sebesar 31,15 persen dibandingkan dengan dana mahal sebesar 68,85 persen.
"Hal ini berdampak terhadap penurunan biaya dana (cost of fund) menjadi 3,55 persen dari sebelumnya 5,15 persen.
Giro meningkat sebesar 92,16 persen menjadi Rp16,36 triliun pada Desember 2021 dari posisi sebelumnya sebesar Rp8,51 triliun," ujar dia.
Tabungan meningkat sebesar 5,10 persen menjadi Rp14,45 triliun pada posisi Desember 2021 dari posisi sebelumnya sebesar Rp13,75 triliun. Sementara Deposito meningkat sebesar 19,63 persen menjadi sebesar Rp68,10 triliun pada posisi Desember 2021 dari posisi sebelumnya sebesar Rp56,92 triliun.
Selanjutnya, rasio keuangan pada 2021 juga menunjukan perbaikan. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) secara konsisten terus meningkat seiring dengan Laba Bank Mega yang terus meningkat. ROA naik menjadi 4,22 persen sedangkan ROE meningkat menjadi 23,49 persen pada 2021.
Adapun Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Mega masih berada di kisaran 60 persen pada 2021. Sementara pertumbuhan profit Bank Mega yang tinggi akan menambah modal, namun karena pertumbuhan kredit yang cukup tinggi tahun lalu maka CAR Bank Mega sedikit turun dari 31,04 persen pada 2020 menjadi 27,30 persen pada 2021.
"Bank Mega menunjukkan semakin efisiennya Bank Mega dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Keberhasilan inovasi digital dan otomasi yang telah dilakukan, baik di back office maupun front office salah faktor utama semakin membaiknya rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang turun menjadi 56,06 persen," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News