Jakarta: Pemerintah tengah mempercepat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Salah satunya dengan menggabungkan Unit Usaha Syariah (UUS) atau bank berbasis syariah ke dalam Bank Syariah Indonesia (BSI).
Namun, gagasan penggabungan beberapa bank berbasis syariah yang sebetulnya untuk menyederhanakan sistem perbankan di Indonesia, dikhawatirkan justru malah menimbulkan polemik baru, yaitu beralihnya fokus pembiayaan umat, yang mayoritas merupakan UMKM menjadi kepada hanya memberi pembiayaan kepada korporasi besar.
Namun, gagasan penggabungan beberapa bank berbasis syariah yang sebetulnya untuk menyederhanakan sistem perbankan di Indonesia, dikhawatirkan justru malah menimbulkan polemik baru, yaitu beralihnya fokus pembiayaan umat, yang mayoritas merupakan UMKM menjadi kepada hanya memberi pembiayaan kepada korporasi besar.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai bank syariah sebaiknya fokus kepada UMKM karena boleh dikatakan umat Islam sangat banyak bermata pencaharian di sektor UMKM.
"Kalau bank-bank syariah tersebut tidak di-merger maka berarti tiga bank (BRI Syariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah) akan tetap menjadi bank kecil. Kalau dia sudah menjadi bank besar maka tentu usaha yang akan dibiayai juga sektor usaha besar," kata Anwar dikutip Jumat, 27 Mei 2022.
Padahal jumlah pelaku usaha mikro dan ultra mikro tersebut sekitar 98,68 persen dari seluruh pelaku usaha. Jadi yang akan dijamah oleh perbankan besar tersebut hanya 0,1 persen dari total pelaku usaha yang ada di Tanah Air.
Hal ini tidak sehat bagi perkembangan perekonomian nasional karena akan mendorong kesenjangan sosial ekonomi yang semakin tajam. Karena itu, sebaiknya bank-bank syariah milik negara difokuskan kepada pemberdayaan usaha mikro dan kecil.
Sementara bank-bank swasta yang ada fokus kepada usaha besar dan menengah. Sehingga diharapkan struktur dunia usaha nasional bisa berubah dari bentuk piramid menjadi bentuk seperti belah ketupat.
"Dimana kalau dalam bentuk piramid yang besar adalah di alas piramid atau di kelas bawah. Tapi kalau dalam bentuk belah ketupat yang besar adalah di kelas menengah. Hal ini penting kita usahakan agar daya beli masyarakat dengan membesarnya kelas menengah tentu akan meningkat," terang Anwar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News