Perseroan yang mendapat kode saham UVCR ini melepas 500 juta lembar saham atau setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp100 per saham. Selama masa book building hingga penawaran umum saham UVCR mencatatkan kelebihan pemesanan atau oversubscribe.
Pantauan Medcom.id, Selasa, 27 Juli 2021 saat listing perdana, saham UVCR meningkat 10 poin atau 10 persen ke level Rp110 per saham. Saham UVCR ditransaksikan sebanyak 106 kali dan volume saham 1,26 juta, sehingga memperoleh dana segar sementara Rp138,47 juta.
Direktur Utama Ultra Voucher Hady Kuswanto mengatakan IPO menjadi momen penting bagi perusahaan dalam upaya mempercepat pengembangan bisnis dan investasi perusahaan.
Sebagai perusahaan publik, UVCR kini memiliki akses keuangan dan jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan peluang pasar yang tumbuh cepat, salah satunya berkat digitalisasi yang berlangsung saat ini.
"Kami telah menyiapkan strategi yang matang dan terintegrasi baik jangka pendek, menengah dan panjang. Melalui transformasi bisnis yang terukur dan disiplin dalam eksekusi atas semua strategi kami, Ultra Voucher menyiapkan diri untuk membuka jaringan hingga ke pasar ASEAN," jelasnya.
Direktur Ultra Voucher Riky Boy Permata menambahkan, pengembangan bisnis perusahaan selama ini didukung oleh empat kanal distribusi utama, yakni Business to Business (B2B), e-commerce, direct to retail, dan reseller.
Melalui aksi IPO ini, perusahaan akan melakukan transformasi bisnis yakni pengembangan produk yang lebih besar. Hal tersebut untuk mempertahankan bisnis yang positif.
Data terakhir pada Maret 2021 penjualan tumbuh 110,69 persen menjadi Rp194,48 miliar dibanding penjualan per Maret 2020. Laba bersih juga melonjak 119,46 persen menjadi Rp543,59 juta.
"Di 2021 kita akan ada penambahan bisnis dan juga penambahan fitur, produk dalam Ultra Voucher," tukas Riky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News