Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat kredit yang disalurkan perbankan pada September 2021 mengalami akselerasi. Penyaluran kredit pada tercatat sebesar Rp5.639,4 triliun atau tumbuh 2,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 1,0 persen (yoy).
"Akselerasi pertumbuhan kredit terjadi pada debitur perorangan dan korporasi," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam Analisis Uang Beredar dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Senin, 25 Oktober 2021.
Adapun kredit kepada perorangan meningkat sebesar 5,1 persen (yoy) dari sebelumnya 4,7 persen (yoy). Sementara itu, kredit kepada korporasi mencatat perbaikan meskipun masih mengalami pertumbuhan negatif 0,4 persen.
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada September 2021 terjadi pada seluruh jenis penggunaan, baik Kredit Investasi (KI), Kredit Modal Kerja (KMK), maupun Kredit Konsumsi (KK). Untuk Kredit Investasi masih mencatat kontraksi tipis sebesar minus 0,03 persen (yoy), membaik dibanginkan kontraksi bulan sebelumnya yang minus 1,0 persen (yoy).
"Perbaikan tersebut ditopang oleh perbaikan Kredit Investasi pada sektor Industri Pengolahan serta Pertambangan dan Komunikasi," paparnya.
Sementara itu, KMK tumbuh meningkat, dari 1,0 persen (yoy) pada Agustus 2021 menjadi 2,6 persen (yoy) pada September 2021. Pertumbuhan terutama terjadi di sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR), serta sektor Konstruksi.
"KMK sektor PHR pada September 2021 tercatat tumbuh 3,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,0 persen (yoy)," urai dia.
Di sisi lain, Kredit Konsumsi mengalami perlambatan, dari 4,4 persen (yoy) pada Agustus 2021 menjadi 3,9 persen (yoy) pada bulan laporan. Ini terutama didorong oleh perlambatan Konstruksi Bangunan Jalan Raya.
Penyaluran kredit sektor Properti pada September 2021 tumbuh 5,7 persen (yoy), meningkat dibandingkan Agustus 2021 (5,1 persen yoy), terutama pada kredit KPR dan KPA. Kredit KPR dan KPA menunjukkan peningkatan dari 7,8 persen (yoy) menjadi 9,4 persen (yoy), pada seluruh tipe KPR di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
"Di sisi lain, kredit real estate tumbuh negatif minus 1,6 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan pertumbuhan negatif pada bulan Agustus 2021 yang minus 1,3 persen (yoy). Ini terutama pada real estate perumahan flat/apartemen," jelas Erwin.
Adapun penyaluran kredit kepada UMKM pada September 2021 tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 2,4 persen (yoy). Hal ini sejalan dengan perbaikan kredit skala mikro dan kecil.
Kredit skala kecil tercatat tumbuh 18,0 persen (yoy), meningkat dibandingkan 17,2 persen (yoy) pada Agustus 2021. Sementara itu, kredit skala mikro terkontraksi sebesar minus 17,1 persen (yoy), membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya yang minus 20,5 persen (yoy).
"Di sisi lain, kredit usaha menengah menunjukkan perlambatan, dari 4,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 2,0 persen (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan didorong oleh perbaikan penyaluran Kredit Investasi di tengah stabilnya pertumbuhan Kredit Modal Kerja," tutup Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News