Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

5 Penyebab Harga Emas Naik Turun, Cek di Sini

Ade Hapsari Lestarini • 25 Oktober 2022 10:41
Jakarta: Logam mulia emas menjadi investasi paling diminati "sejuta umat". Investasi emas dianggap menjadi yang paling aman, bagi mereka yang tidak ingin mengambil risiko.
 
Melansir laman Sikapiuangmu OJK, hal ini menjadi alasan banyak masyarakat yang senang menyimpan emas untuk investasi di kemudian hari, dibandingkan untuk terjun langsung ke investasi saham ataupun obligasi.
 
Selain itu, pergerakan harga emas sangat dinamis. Faktanya, harga emas selalu naik. Sebagai contoh, harga emas di Indonesia pada 2015 hanya dibanderol Rp490 ribu sampai Rp530 ribu per gram.

Namun, beberapa bulan belakangan harga emas mengalami kenaikan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya, saat ini harga emas sudah lebih dari Rp900 ribu-an per gramnya.
 

Penyebab Harga Emas Naik Turun

Apa penyebab harga emas naik turun sedemikian rupa? Cek lima faktornya yuk.

Ketidakpastian global

Berbagai situasi yang terjadi di sekeliling kita seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Ingatkah kamu dengan kerusuhan yang terjadi pada 1998 dengan tujuan menjatuhkan kekuasaan Presiden Soeharto? Dalam kondisi ekonomi dan politik yang kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Karena itulah saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik.
 
Yang belakangan ini terjadi kita dihadapkan dengan berita kenaikan harga emas, seperti situasi perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, hingga konflik Rusia dan Ukraina. Situasi ini menggenjot investor global berbondong-bondong untuk berinvestasi aset aman (safe haven), salah satunya emas.
 
Tidak heran kalau harga emas naik karena memang peminatnya sedang banyak-banyaknya. Namun, kala situasi mulai adem safe haven seperti emas akan kekurangan peminat. Risk appetite investor datang lagi dan perburuan terhadap aset-aset berisiko pun dimulai. Harga emas bisa jadi akan turun nantinya. Bahkan menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengakui lho, emas kerap menjadi pilihan investor di kala ketidakpastian ekonomi global saat ini.
 

Penawaran dan permintaan emas

Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik. Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya.
 
Menariknya, ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas. Tahukah kamu, produksi emas di dunia selain dari hasil pertambangan juga berasal dari daur ulang emas. Ada dua versi hasil hitung dari total emas yang ada di dunia. Versi pertama dari Thomson Reuters GFMS yang menyebut angka totalnya mencapai 171.300 ton. Sementara versi kedua dari James Turk, pendiri Gold Money, yang memperkirakan jumlahnya mencapai 155.244 ton.
 

Kebijakan moneter

Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau secara informal disebut The Fed). Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga.
 
Kalau The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Sebab dolar jadi tidak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas. Begitu juga sebaliknya.
 

Inflasi

Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka semakin mahal pula harga emas. Hal ini karena masyarakat enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi. Karena semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat pula.
 

Nilai tukar dolar AS

Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Oleh karena itu, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS. Apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan