Ilustrasi. FOTO: dok MI
Ilustrasi. FOTO: dok MI

IHSG Sore Longsor, 355 Saham Kebakaran

Angga Bratadharma • 01 November 2022 15:49
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan terpantau berada di area negatif. Indeks acuan saham Indonesia yang pada pagi tadi menguat tak berhasil bertahan di zona hijau seiring minimnya sentimen positif yang datang baik dari dalam maupun luar negeri.
 
IHSG Selasa, 1 November 2022, perdagangan sore ditutup di posisi 7.052, melemah 0,66 persen atau setara 46 poin. Level tertinggi di 7.128 dan terendah di 7.018. Volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 21 miliar lembar saham senilai Rp14 triliun. Sebanyak 186 saham menguat, sebanyak 355 saham melemah, dan sebanyak 161 saham stagnan.
 
Sementara itu, Wall Street bergerak melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi itu terjadi karena fokus investor beralih ke pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu ini.
 
Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 128,85 poin atau 0,39 persen, menjadi 32.732,95. Indeks S&P 500 turun 29,08 poin atau 0,75 persen menjadi 3.871,98 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 114,30 poin atau 1,03 persen, menjadi 10.988,15 poin.
Baca: BI: Dunia Masih Berjibaku dengan Krisis Energi dan Pangan

Sebanyak 10 dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan teknologi masing-masing tergelincir 1,67 persen dan 1,34 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor energi naik 0,6 persen, satu-satunya kelompok yang memperoleh keuntungan.
 
Bank sentral AS secara luas diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu, 2 November 2022 di akhir pertemuan kebijakan dua hari. Tetapi investor akan mencari sinyal apapun tentang The Fed mungkin mempertimbangkan perlambatan kenaikan suku bunga di masa depan.
 
Harapan The Fed dapat mundur dari kebijakan kenaikan suku bunga agresif telah mengangkat ekuitas dalam beberapa pekan terakhir, dengan S&P 500 mencatat kenaikan hampir 9,0 persen selama dua minggu terakhir. Dow membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 1976 dan persentase kenaikan Oktober terbesar setidaknya sejak 1900.
 
Komentar dari pejabat Fed setelah keputusan kebijakan serta data pasar tenaga kerja pekan ini akan membantu membentuk ekspektasi pasar untuk kenaikan mendatang yang dimulai pada pertemuan Desember.


Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan