baca juga: 2023, Investor Bakal Gandrungi Saham Lokal daripada Luar Negeri |
Selain itu, Perseroan juga mencatatkan laba bersih sebesar USD29 juta, atau sekitar Rp448,1 miliar. Laba bersih setelah pajak perseroan juga mencatatkan posisi yang lebih baik, yaitu sebesar USD365 juta atau sekitar Rp5,6 triliun, naik 56 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk Ronald Sutardja mengatakan selain meningkatnya produksi dari Indonesia dan harga batu bara global, pencapaian kinerja positif perusahaan di sepanjang 2022 menunjukkan keberhasilan strategi diversifikasi mulai kuartal IV-2021 dan sepanjang tahun lalu. Diversifikasi tersebut antara lain melalui aktivitas pertambangan metallurgical coal, terutama dengan mengakuisisi BUMA Australia di Desember 2021.
"Sejak diakuisisi, nilai kontrak jasa pertambangan dari BUMA Australia meningkat sebesar empat kali lipat, dari sebelumnya 0,6 miliar dolar Australia (Rp6,1 triliun) menjadi 2,3 miliar dolar Australia (Rp23,6 triliun)," jelas dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 19 Maret 2023.
Volume produksi konsolidasi juga meningkat signifikan, dibuktikan dengan overburden removal sebesar 547 juta Bank Cubic Meter (BCM), naik signifikan sebesar 68 persen dibandingkan periode 2021. Sementara produksi batu bara perseroan naik sebesar 87 juta ton atau naik 61 persen secara year-on-year dibandingkan 2021.
Diversifikasi usaha
Sepanjang 2022, berbagai aktivitas diversifikasi Perseroan menghasilkan portfolio usaha yang lebih beragam seperti 13 persen operasional pertambangan metallurgical coal di Australia, 87 persen operasional pertambangan thermal coal.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kedepannya, Perseroan berkomitmen untuk terus memperluas diversifikasi usaha, meningkatkan aktivitas rehabilitasi situs tambang, serta mengembangkan bisnis infrastruktur di Indonesia.
Investasi ke Asiamet Resources Limited
Selain itu pada November 2022, Perseroan berinvestasi sebesar USD3 juta (Rp46,5 miliar) ke Asiamet Resources Limited (ARS) melalui penambahan modal emiten (private placement), dan penambahan kepemilikan saham (shareholding) dari 15,3 persen menjadi 24,2 persen.“Investasi tersebut nantinya akan digunakan untuk menyelesaikan studi kelayakan yang bankable untuk Proyek Tembaga Beruang Kanan Main (BKM), pembiayaan proyek lanjutan untuk pengembangan BKM, dan modal kerja perusahaan. Strategi kami kedepannya adalah terus mencari peluang dari komoditas yang memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan (future-facing commodities/FFCs),” ujar Ronald.
Perseroan juga membagikan total dividen sebesar USD5,15 juta (sekitar Rp79,8 miliar), atau setara dengan Rp10,17 per saham.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.