Ancaman resesi ekonomi mencuat lantaran kondisi perekonomian dunia di segala sektor saat ini mengkhawatirkan.
Meski pemerintah menyebut kondisi ekonomi nasional masih bertahan dan pemerintah berupaya menjaga daya beli masyarakat melalui sejumlah upaya, yaitu subsidi dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat luas tentu saja masyarakat diminta untuk menjaga stabilitas keuangan pribadi untuk menjaga perekonomian terus bergerak dan maju.
Seperti diketahui, resesi ekonomi secara sederhana diartikan kelesuan ekonomi. Resesi merupakan kondisi saat Produk Domestik Bruto (GDP) mengalami penurunan atau pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal secara berturut-turut atau lebih dari satu tahun.
Baca juga: Isu Resesi 2023 Menguat, Apa Penyebab dan Risikonya? |
Salah satu dampak resesi adalah akan terjadinya banyak pengangguran akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kondisi itu akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun yang berimbas pada turunnya keuntungan perusahaan.
Terjadinya resesi ekonomi juga seringkali diindikasikan dengan menurunnya harga-harga yang disebut deflasi, atau sebaliknya inflasi yakni harga-harga produk atau komoditas dalam negeri mengalami peningkatan secara tajam.
Karena resesi ekonomi bukan hal sepele, terdapat beberapa tips dari Duitpintar.com yang dikutip Rabu, 26 Oktober 2022 agar sobat Medcom.id dapat menghadapi resesi degan keuangan lebih aman. Berikut tipsnya:
Memiliki asuransi
Memiliki asuransi bisa mengurangi beban keuangan dalam kondisi ketidakpastian. Dengan asuransi, beragam risiko yang bisa membebani keuangan Anda seperti jatuh sakit, kendaraan mengalami kerusakan dan lainnya dapat ditanggung.
Jangan lupa untuk memastikan asuransi yang dipilih telah sesuai dengan kondisi dan risiko yang paling mungkin terjadi terhadap Anda dan keluarga.
Selain asuransi kesehatan, asuransi jiwa, hingga asuransi mobil merupakan produk proteksi yang penting untuk dimiliki dan akan membantu menurunkan beban finansial jika terjadi berbagai hal yang tak diinginkan.
Dana darurat aman
Membekali diri dengan dana darurat akan membantu Anda menghadapi berbagai risiko, termasuk PHK.
Dengan jumlah ideal enam kali gaji bulanan untuk mereka yang sudah berumah tangga, dana darurat bisa membantu memenuhi kebutuhan hidup jika mengalami kondisi tak terduga seperti pemutusan kerja.
Buat skala prioritas
Membuat skala prioritas akan membantu Anda memilah antara keinginan dan kebutuhan. Sehingga dapat disortir mana yang masuk kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Dengan begitu, Anda juga bisa memindahkan kebutuhan jangka pendek yang tidak terlalu darurat untuk investasi.
Hindari utang konsumtif dan jangka panjang
Suku bunga bank biasanya akan mengalami kenaikan cukup signifikan saat terjadinya resesi. Karena itu, sebaiknya jangan mengambil utang konsumtif atau berjangka panjang.
Namun, jika Anda telah memiliki utang jangka panjang, maka bisa memikirkan strategi untuk dapat mengatur ulang kembali utang dengan pihak kreditur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News