"Laporan ini menggarisbawahi potensi ancaman (aset kripto) terhadap stabilitas keuangan global karena skalanya, kerentanan struktural, dan meningkatnya keterkaitan dengan sistem keuangan tradisional," kata dia dalam pertemuan FMCBG di Nusa Dua Bali, Sabtu, 16 Juli 2022.
| baca juga: Bank Sentral Dunia Harus Buat Keputusan Fundamental untuk Sukseskan Mata Uang Digital |
Ia menyebut FSB terus mempromosikan implementasi efektif dari rekomendasi tingkat tinggi untuk regulasi, pengawasan, dan pengawasan pengaturan 'stablecoin global'. Selain itu, FSB telah mengidentifikasi implikasi peraturan dan kebijakan utama dari pengembangan pasar aset kripto, termasuk pasar stablecoin.
"Selanjutnya, perkembangan terkini di pasar aset kripto juga mendesak FSB untuk terus membangun kesadaran publik akan risiko yang terkait dengan aset kripto," ungkapnya.
Perry menambahkan, anggota G20 diharapkan memiliki pandangan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang ada dalam aset kripto. Menurutnya, pemetaan terhadap berbagai masalah yang ada akan memperkuat pengawasan terhadap aset kripto sehingga tidak menganggu stabilitas keuangan.
"Masalah mendesak dari perkembangan pasar aset kripto baru-baru ini serta strategi untuk mempromosikan pendekatan regulasi dan pengawasan yang konsisten terhadap aktivitas aset kripto akan menjadi penting sebagai bagian dari menjaga stabilitas keuangan global," pungkas dia.
Salah satu isu prioritas yang dibahas dalam pertemuan ketiga FMCBG G20 di Bali adalah sektor keuangan. Didalamnya juga dibahas penguatan sektor keuangan global melalui pengelolaan risiko dan optimalisasi teknologi dan digitalisasi, termasuk aset krito, metaverse, hingga pembayaran lintas batas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id