IHSG Selasa, 15 Februari 2022, perdagangan sore berakhir di posisi 6.807, menguat 73 poin atau setara 1,08 persen ketimbang pembukaan pada pagi tadi di 6.746. Level tertinggi di 6.807 dan terendah di 6.727. Sebanyak 268 saham menguat, sebanyak 251 saham melemah, dan sebanyak 160 saham tidak diperdagangkan.
Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini turut menguat. Mata uang Garuda berhasil menggilas mata uang Paman Sam di tengah rencana pengetatan The Fed dan ketegangan geopolitik di Ukraina.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir di level Rp14.299 per USD, menguat 26 poin atau setara 0,19 persen dibandingkan dengan pembukaan pada pagi tadi di Rp14.313 per USD. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp14.268 hingga Rp14.316 per USD.
Sementara itu, Wall Street melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Aksi jual berlanjut di tengah meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina dan kekhawatiran atas kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve AS setelah angka inflasi kian memanas.
Indeks Dow Jones Industrial Average terperosok 171,89 poin atau 0,49 persen, menjadi menetap di 34.566,17 poin. Indeks S&P 500 turun 16,97 poin atau 0,38 persen, menjadi berakhir di 4.401,67 poin. Indeks Komposit Nasdaq terkikis 0,23 poin atau 0,0017 persen, menjadi ditutup di 13.790,92 poin.
Sebanyak sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi merosot 2,2 persen, memimpin kerugian. Sektor konsumer nonprimer dan komunikasi masing-masing terdongkrak 0,58 persen dan 0,32 persen, hanya dua kelompok yang naik.
Indeks S&P 500 ditutup sedikit lebih rendah, sebagian besar pulih dari aksi jual tajam, karena rencana AS untuk menutup kedutaannya di Kyiv di Ukraina membuat ketegangan geopolitik mendidih. Pada bel penutupan, indeks Dow Jones Industrial Average bergabung dengan S&P 500 di wilayah negatif, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq berakhir hampir tidak berubah.
Turun tajam
Ketiga indeks saham utama AS turun tajam setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan relokasi operasi diplomatik AS ke Ukraina barat, sebagai tanda kemungkinan invasi Rusia yang akan segera terjadi.Menambah ketidakpastian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Rabu, 16 Februari, akan menjadi hari serangan. Pejabat Ukraina kemudian mengatakan Zelenskiy tidak memprediksi serangan pada hari itu tetapi menanggapi dengan skeptis terhadap laporan media asing.
Kekhawatiran yang sedang berlangsung atas kebijakan agresif dari Federal Reserve juga telah berkontribusi pada volatilitas pasar baru-baru ini. "Ada banyak arus silang, banyak potensi negatif di pasar," pungkas Manajer Portofolio Kingsview Asset Management Paul Nolte, di Chicago.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News