Peningkatan akseptasi dan preferensi konsumen terhadap transaksi digital semakin meningkat selama masa pandemi. Open banking menjadi wujud nyata digitalisasi perbankan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada saat ini.
Open banking merupakan sebuah ekosistem, yakni pihak ketiga (third-party) dapat mengakses ke data finansial nasabah dan produk perbankan atau jasa finansial yang ditawarkan pihak perbankan dan institusi finansial lainnya.
Dalam open banking, konsumen adalah pemilik data transaksi mereka sendiri, bukan pihak bank, sehingga konsumen dapat membuat keputusan untuk menarik dan membagi data mereka ke pihak ketiga yang terpercaya melalui Open Application Programming Interface (API) secara aman.
Open APIs akan memungkinkan pihak ketiga untuk membuat aplikasi dan servis sesuai dengan kebutuhan layanan nasabah. Open banking akan menciptakan industri sistem pembayaran yang sehat, dan inovatif serta akan mendorong implementasi secara menyeluruh solusi yang mendukung transformasi digital pada produk finansial.
Digitalisasi layanan perbankan
Presiden Direktur PT Anabatic Digital Raya Nugraha Santosa menyatakan digitalisasi layanan perbankan adalah sebuah keharusan. Di sisi lain, Anabatic Digital optimistis kolaborasi ini akan memberikan added value pada industri perbankan, FinTechs maupun startup."Kerja sama kedua perusahaan akan menggabungkan keahlian yang dimiliki, Anabatic Digital merupakan in-system integrated dan solution provider yang memiliki pengalaman mendalam dan luas dalam mengimplementasikan solusi dan sistem keuangan, serta perbankan maupun Brankas yang merupakan teknologi open finance APIs untuk memudahkan akses, serta membangun infrastruktur pada institusi perbankan, salah satu misinya adalah menyediakan akses keuangan kepada seluruh masyarakat Indonesia," jelas dia, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 24 Februari 2022.
Anabatic Digital dan Brankas akan membangun ekosistem keuangan digital dan turut ambil bagian dalam meramaikan pasar menuju ekonomi digital dan mendukung pemerintah di dalam membuka akses perbankan kepada 91,3 juta penduduk yang belum tersentuh layanan perbankan (underbanked) pada 2025.
Co-Founder & Chief Technology Officer PT Brankas Teknologi Indonesia Kenneth Shaw menyampaikan, keduanya berkomitmen untuk merevolusi secara maksimal cara kerja bank dan software perbankan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh Asia Tenggara.
Selain di Indonesia, Brankas juga fokus beroperasi di Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, dan baru saja menutup pendanaan series B sebesar USD20 juta yang dipimpin oleh perusahaan venture capital Insignia Ventures Partners dan diikuti juga oleh VISA. Dengan dukungan VISA, Brankas telah mengembangkan dan meluncurkan produk Data API termasuk Card Holder Transaction Score, Spending Volume maupun Spending Behavior yang bisa memberi penilaian kredit (Credit Score) secara real time atau instan kepada nasabah saat mengajukan produk pinjaman online.
Brankas juga telah mengembangkan Open Source Core Ledger System sebagai alternatif Core Banking System yang lebih fleksibel, modular dengan biaya development dan maintenance yang terjangkau, terutama bagi pihak-pihak perbankan dan institusi finansial yang ingin meremajakan infrastruktur teknologi atau meluncurkan jasa neo/digital banking yang telah diakui dan didanai langsung oleh the Monetary Authority of Singapore (MAS).
Masa depan open banking API
Indonesia merupakan pasar digital economy atau ekonomi internet terbesar di Asia Tenggara, tercatat 37 persen konsumen digital menggunakan layanan baru sebagai dampak sosial-ekonomi dari pandemi covid-19. Survey e-Conomy SEA menyampaikan pada 2022, market digital economy Indonesia mencapai USD75 miliar dan diprediksi akan meningkat dua kali lipat menjadi USD146 miliar pada 2025.Masa pandemi juga telah mempercepat terjadinya transformasi digitalisasi secara pesat di industri perbankan, serta berdampak positif seperti kenaikan nilai transaksi uang elektronik, dan kenaikan penggunaan layanan perbankan digital. Sebagai negara dengan potensi ekonomi digital yang sangat besar dan terus berkembang, Indonesia juga tidak ketinggalan turut mengadopsi penerapan sistem layanan open banking.
Pada November 2019 yang lalu, Bank Indonesia sebagai regulator di bidang pembayaran nasional meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 dengan lima inisiatif program, salah satu inisiatif tersebut adalah open banking. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator di bidang pengawasan industri jasa keuangan Indonesia juga merujuk kepada Open API sebagai standar konektivitas antara sistem elektronik Bank dengan sistem elektronik mitra Bank yang diatur dalam POJK No. 12/POJK.03/2018 mengenai Perbankan Digital.
Beberapa faktor pendukung lain seperti pembangunan infrastruktur telco dan IT (Palapa Ring, 5G, Low Bit Rate Satellite), dukungan penuh dari regulator serta potensi pasar yang terus meningkat di Indonesia menjadi momentum yang tepat bagi PT Anabatic Solusi Digital (Anabatic Digital) dan PT Brankas Teknologi Indonesia (Brankas) untuk memperluas pangsa pasar serta menjadi market leader di open banking APIs dalam mengalirkan pendapatan dengan cara baru di era new economy saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News