Mengutip data Bloomberg, Sabtu, 18 Juli 2020, nilai tukar rupiah pada awal pekan ini atau tepatnya Senin, 13 Juli, berada di level Rp14.425 per USD. Lalu pada Selasa, 14 Juli, mata uang Garuda terpental ke level Rp14.450 per USD. Kemudian pada Rabu, 15 Juli, nilai tukar rupiah kembali melemah ke posisi Rp14.588 per USD.
Sedangkan pada Kamis, 16 Juli, mata uang Garuda lagi-lagi harus melemah ke level Rp14.625 per USD. Lalu pada Jumat, 17 Juli, nilai tukar rupiah kembali tidak berkutik di hadapan mata uang Paman Sam dengan melemah ke level Rp14.703 per USD. Rupiah terus tertekan sejalan hadirnya sejumlah katalis yang membuat mata uang Paman Sam terus melesat di zona hijau.
Sementara itu, kurs dolar Amerika Serikat melemah pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB) di tengah momentum kuat di euro. Adapun indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun sebanyak 0,42 persen pada 95,9450.
Mengutip Xinhua, Sabtu, 18 Juli 2020, pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1436 dibandingkan dengan USD1,1378 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,2565 dibandingkan dengan USD1,2546 pada sesi sebelumnya.
Dolar Australia naik menjadi USD0,7000 dari USD0,696. Dolar AS membeli 106,95 yen Jepang, lebih rendah dari 107,37 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9382 franc Swiss dari 0,9448 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3576 dolar Kanada dari 1,3573 dolar Kanada.
Euro menguat karena para pelaku pasar memperhatikan dengan seksama pertemuan puncak utama Uni Eropa (UE) di Brussels, di mana para pemimpin Uni Eropa diharapkan membahas tanggapan blok terhadap pandemi virus korona di bidang fiskal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News