"Platform ini sudah canggih. Bahkan melebihi teknologi yang dimiliki lembaga keuangan mikro lainnya. Sebagian besar BPR (Bank Perkreditan Rakyat) saja belum punya yang seperti ini," kata Advisor Bidang Perluasan Market Akses Sektor Jasa Keuangan OJK Achmad Buchori dalam telekonferensi di Jakarta, Rabu, 9 September 2020.
Dari pengembangan digitalisasi BWM dari sisi operasional, pertemuan kelompok dapat dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi Halaqoh secara virtual. Sebelumnya mereka melakukan pertemuan kelompok secara reguler setiap pekan.
Sementara dari sisi pembiayaan, kini nasabah dapat menerima dana melalui aplikasi BWM mobile. Sebelumnya penyaluran dana pinjaman diberikan secara tunai dan melalui pertemuan langsung secara fisik.
Sedangkan dari sisi pengembangan usaha, kini penjualan produk nasabah dilakukan secara daring (online) dengan pemasaran melalui BWM BUMdes. Pembayarannya pun dilakukan melalui transfer dompet digital atau dengan memindai barcode.
Fitur BWM mobile juga juga dilengkapi dengan layanan kebutuhan harian seperti membayar tagihan listrik, BPJS, Telkom, pulsa listrik, hingga top up dompet digital. "Di dalamnya, nasabah bisa jual hasil produksinya, bisa untuk membeli produk dari nasabah lain," ucap dia.
Rencananya digitalisasi BWM akan diluncurkan pada akhir Oktober atau paling lambat pada November 2020. Meski belum diresmikan, namun digitalisasi melalui aplikasi BWM ini sudah mulai diterapkan oleh para pelaku usaha mikro dan super mikro di sekitar kawasan pondok pesantren.
BWM merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang terdaftar dan diawasi OJK. Buchori menyebut hingga September 2020 sudah ada 56 BWM yang tersebar di 18 provinsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News