Mengacu data RTI, Kamis, 5 September 2024, IHSG dibuka di level 7.672,89. Lalu pada pukul 9.10 WIB IHSG menguat 0,12 persen atau setara 9,08 poin menjadi 7.681,94.
Lalu pada pukul 9.33 WIB IHSG berbalik arah melemah ke level 7.671,04. IHSG turun 0,02 persen menjadi 1,84 poin.
Selama perdagangan pagi, IHSG telah menyentuh level tertinggi sementara di 7.722,22 dan level terendah 7.650,8. Total saham yang telah diperdagangkan hari ini sebanyak 3,6 miliar saham dengan nilai Rp2,05 triliun.
Sebanyak 237 saham emiten bergerak menguat, 177 saham emiten melemah, dan 192 saham stagnan.
Baca juga: IHSG Berdiri Tegak Hadapi Lemahnya Bursa Asia |
IHSG diprediksi variatif
Pada hari ini IHSG diperkirakan bergerak variatif di tengah adanya sentimen domestik dan global."Pergerakan IHSG dan rupiah diprediksi akan lebih fluktuatif dengan beberapa kabar dari dalam negeri maupun luar negeri," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dilansir Antara.
Periode perdagangan saham pada September secara historis menjadi bulan yang cenderung dihindari oleh investor untuk berinvestasi di pasar saham global, karena adanya fenomena September Effect, yang juga cenderung terjadi di IHSG.
Selama kurun waktu 2015-2023 atau sembilan tahun terakhir, IHSG hanya menguat dua kali, sementara tujuh sisanya melemah. Pada Jumat, 6 September 2024 Bank Indonesia (BI) akan merilis Cadangan Devisa Indonesia periode Agustus 2024.
Sementara dari mancanegara, pada hari ini, AS akan diumumkan klaim awal pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 31 Agustus 2024.
Konsensus memperkirakan tingkat klaim awal pengangguran AS tercatat 230 ribu. Jumlah tersebut menurun dibandingkan periode sebelumnya sebesar 231 ribu.
Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan penyerapan lowongan kerja pada Juli mencapai 7,673 juta, atau lebih rendah dari 8,1 juta seperti ekspektasi pasar.
Menurunnya jumlah lowongan kerja AS memicu kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS. Kondisi ini bisa mendorong The Fed untuk segera memangkas suku bunga agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi AS dengan menuju era suku bunga rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News