Mengacu data Bloomberg, Selasa, 8 Oktober 2024, rupiah berhasil menguat 31,5 poin atau setara dengan 0,2 persen menjadi Rp15.655 per USD.
Sementara itu, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah menguat 34 poin atau 0,22 persen menjadi Rp15.640 per USD.
Rupiah ditutup meningkat seiring investor mempertimbangkan prospek suku bunga Amerika Serikat (AS) Fed Funds Rate (FFR).
"Investor mempertimbangkan prospek suku bunga AS, setelah laporan pekerjaan yang kuat minggu lalu memupuskan harapan untuk penurunan suku bunga yang besar, sementara meningkatnya ketegangan di Timur Tengah merusak sentimen risiko," kata pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi.
Baca juga: Rupiah Melemah, Investor Nantikan Data Bank Indonesia |
Para pedagang telah mengubah secara drastis ekspektasi pelonggaran moneter mereka dari Federal Reserve tahun ini.
Pasar tidak lagi sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga pada November dan memperkirakan peluang 86 persen untuk penurunan 25 basis poin (bps), menurut alat CME FedWatch.
Hanya 50 bps pelonggaran yang diperkirakan pada Desember, turun dari lebih dari 70 bps sepekan sebelumnya.
Fokus investor pekan ini adalah pada laporan inflasi yang akan dirilis pada Kamis, serta risalah rapat Bank Sentral AS atau The Fed bulan September yang dijadwalkan akan dirilis pada Rabu.
Sementara itu, pasar ekuitas Tiongkok kembali dibuka dengan kuat setelah libur sepekan, tetapi membatasi beberapa kenaikan karena optimisme seputar langkah-langkah stimulus sedikit goyah karena kurangnya rincian.
Pejabat Tiongkok akan mengadakan pengarahan pada Selasa untuk menguraikan bagaimana mereka berencana untuk menerapkan lebih banyak langkah stimulus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News