Mengutip Investing.com, Rabu, 30 Agustus 2023, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke posisi Rp15.223 per USD. Rentang harian berada di Rp15.192 hingga Rp15.223 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.203 per USD.
Sementara itu, dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena pasar tenaga kerja AS melemah dan kepercayaan konsumen menurun.
Dolar AS turun terhadap enam mata uang utama lainnya
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,50 persen menjadi 103,5332 pada akhir perdagangan. Pada penutupan perdagangan New York, euro menguat menjadi USD1,0871 dari USD1,0812 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi USD1,2632 dari USD1,2600.Baca: Tindak Lanjut B20 India, Pertamina akan Kembangkan Bahan Bakar Berbasis Bioenergi |
Dolar AS dibeli 145,8550 yen Jepang, lebih rendah dari 146,5060 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8787 franc Swiss dari 0,8840 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3564 dolar Kanada dari 1,3604 dolar Kanada. Dolar AS melemah menjadi 10,8714 krona Swedia dari 10,9973 krona Swedia.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, jumlah lowongan pekerjaan pada periode Juli 2023 mencapai 8,82 juta. Angka ini menjadi level yang terendah sejak Maret 2021. Jumlah ini turun dari 9,16 juta lowongan pekerjaan pada periode Juni dan berada di bawah ekspektasi pasar 9,46 juta, yang menunjukkan masyarakat AS kurang percaya diri terhadap pasar tenaga kerja.
"Sepanjang bulan ini, jumlah karyawan yang dipekerjakan dan total pemutusan hubungan kerja tidak banyak berubah, masing-masing sebesar 5,8 juta dan 5,5 juta," kata laporan tersebut. Akibatnya, dolar AS berada di bawah tekanan jual dengan reaksi langsung.
Sementara itu, The Conference Board merilis indeks kepercayaan konsumen pada Selasa, yang mengukur sikap masyarakat AS terhadap perekonomian dan pasar kerja. Hasilnya, kepercayaan konsumen mengalami penurunan ke angka 106,1 pada periode Agustus 2023, turun dari 114 pada periode Juli 2023, membalikkan perbaikan yang dilakukan pada musim panas.
"Angka headline yang mengecewakan di Agustus mencerminkan penurunan indeks kondisi saat ini dan ekspektasi. Tanggapan tertulis menunjukkan konsumen disibukkan dengan kenaikan harga secara umum, bahan makanan, dan bensin pada khususnya," kata Kepala Ekonom di The Dewan Konferensi, Dana Peterson.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News