Mengutip laporan keuangan perusahaan Jumat, 26 Juni 2020, merosotnya laba perusahaan disebabkan menurunnya pendapatan usaha dari Rp8,67 triliun menjadi Rp4,17 triliun.
Mayoritas penurunan pendapatan tersebut berasal dari penurunan pendapatan pada sektor jasa konstruksi. Selama tiga bulan pertama 2020, tercatat pendapatan dari sektor tersebut hanya Rp3,55 triliun. Padahal pada kuartal I-2019 mencapai Rp8,21 triliun.
Kemudian penurunan pendapatan perseroan dari penjualan precast juga merosot dari Rp312,32 miliar menjadi Rp280,71 miliar. Serta penurunan pendapatan pada hotel dari Rp9,25 miliar menjadi Rp7,86 miliar.
Penurunan pendapatan usaha ini juga diikuti dengan penurunan beban pokok pendapatan dari Rp6,72 triliun pada kuartal I-2019 menjadi Rp3,33 triliun. Sehingga laba bruto pada kuartal I-2020 hanya menjadi Rp836,91 miliar. Pada kuartal I-2019 mencapai Rp1,95 triliun.
Lebih lanjut, penurunan laba juga disebabkan oleh beban penjualan selama kuartal I-2020 mencapai Rp12,84 miliar, beban umum dan administrasi sebesar Rp198,11 miliar, beban pajak sebesar Rp89,81 miliar, beban lain-lain sebesar Rp24,09 miliar, dan beban keuangan Rp701,04 miliar.
Namun pada kuartal I-2020 waskita mencatat pendapatan bunga sebesar Rp147,41 miliar, keuntungan atas selisih kurs sebesar Rp18,66 miliar, dan pendapatan lain-lain sebesar Rp80,18 miliar.
Emiten berkode WSKT ini juga mencatatkan kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp2,81 triliun.
Capaian ini didukung adanya penerimaan pembayaran beberapa proyek yang dikerjakan dengan skema turnkey antara lain proyek tol Jakarta-Cikampek Elevated II senilai Rp5,97 triliun dan sebagian piutang LRT Palembang senilai Rp325 miliar.
Sementara, total aset WSKT per 31 Maret 2020 sebesar Rp116,37 triliun dan total ekuitas sebesar Rp27,27 triliun.
Kontrak Baru
Dalam keterangan tertulisnya Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan sepanjang tiga bulan pertama 2020, perseroan telah memperoleh Rp3,18 triliun nilai kontrak baru.Pencapaian tersebut ditopang oleh proyek infrastruktur sebesar 61 persen dan sisanya berasal dari proyek Gedung sebesar 21 persen dan proyek sipil lainnya.
Melalui tambahan nilai kontrak baru tersebut, total kontrak dalam pengerjaan WSKT adalah sebesar Rp54,37 triliun. Beberapa proyek yang diperoleh WSKT selama kuartal I antara lain jalan tol Pasuruan-Probolinggo seksi 4, Gedung UIN Jambi, dan Jaringan Gas Tarakan.
"Ke depan manajemen akan fokus untuk memperkuat jangkauan WSKT di pasar eksternal dengan memaksimalkan core competencies kami di jasa konstruksi. Kami menargetkan untuk dapat memperoleh lebih banyak proyek dari segmen Pemerintah, BUMN, dan juga swasta," kata Destiawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News