Ilustrasi nilai tukar rupiah - - Foto: MI/ Rommy Pujianto
Ilustrasi nilai tukar rupiah - - Foto: MI/ Rommy Pujianto

Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Rupiah Masih Mengkhawatirkan

Insi Nantika Jelita • 01 Maret 2022 11:18
Jakarta: Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menilai konflik Rusia dan Ukraina masih akan menekan nilai tukar rupiah lantaran pasar khawatir akan dampak negatif perang tersebut terhadap perekonomian.
 
"Kurs rupiah masih berpeluang melemah terhadap dollar AS. Pasar masih mengkhawatirkan dampak negatif perang di Ukraina terhadap perekonomian," kata Ariston kepada wartawan, Selasa, 1 Maret 2022.
 
Dia menuturkan, nilai tukar rupiah berpotensi ke arah Rp14.400, dengan support di kisaran Rp14.350. Ariston menilai, perang yang lebih lama dikhawatirkan akan berdampak melemahkan ke perekonomian global. Hal ini juga memicu kenaikan harga energi dan komoditi.

"Perang kelihatannya belum akan berakhir. Upaya diplomasi belum berhasil. Sanksi ekonomi yang lebih berat yang diterapkan oleh AS dan sekutunya kepada Rusia berdampak negatif ke perekonomian global dan mendorong inflasi," jelasnya.
 
Sementara itu, faktor dari dalam negeri atas melemahnya kurs rupiah ialah kecemasan pasar akan data inflasi dan indeks aktivitas manufaktur Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pada Februari yang akan dirilis.
 
Dia menambahkan, inflasi yang tinggi juga bisa menurunkan daya beli masyarakat dan menekan pertumbuhan ekonomi. "Inflasi yang tinggi dan data PMI yang di bawah ekspektasi berpotensi menekan nilai tukar rupiah dan sebaliknya," sebutnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan