"Hasil benchmark 10-tahun AS mencapai tertinggi dua minggu 2,951 persen, dengan data menunjukkan aktivitas manufaktur AS meningkat pada Mei 2022 karena permintaan barang tetap kuat. Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) di 57 dan IMP manufaktur ISM adalah 56,1," ungkap analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya, Kamis, 2 Juni 2022.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa imbal hasil tengah dalam tren kenaikan karena Federal Reserve AS telah menaikkan suku bunga dengan cepat dalam upaya untuk mengekang inflasi dan menghindari resesi ekonomi. Imbal hasil 10-tahun adalah sentuhan yang lebih lembut di awal Asia pada 2,9145 persen.
Sementara itu, lowongan pekerjaan AS juga tetap pada level yang tinggi, dengan indeks lapangan kerja manufaktur Institute of Supply Management (ISM) di 49,6 dan indeks pembukaan pekerjaan JOLT di 11,4 juta.
"Investor juga menunggu laporan pekerjaan AS, termasuk non-farm payrolls. Bank Sentral Eropa akan mengadakan pertemuan kebijakan pada minggu berikutnya, di mana diharapkan untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang rencananya untuk kenaikan suku bunga," paparnya.
Dari faktor domestik, pendorongnya adalah optimisme pemerintah terhadap perekonomian nasional yang masih akan terus tumbuh dengan kuat dan semakin inklusif di masa depan. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Ragam faktor telah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menunjukkan tren yang positif.
Pemerintah memandang prospek pemulihan ekonomi nasional terus menguat. Berkaca pada efek dari periode commodity boom di 2011 dan 2012, investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan. Terutama dalam memanfaatkan harga komoditas yang tinggi serta akselerasi transformasi ekonomi.
Sementara dari sisi investasi publik, keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional serta pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) akan mendorong pertumbuhan investasi sekaligus menstimulasi aktivitas investasi sektor swasta di masa depan.
"Membaiknya intermediasi sektor keuangan yang ditandai oleh peningkatan pertumbuhan kredit perbankan, juga akan turut mendukung aktivitas investasi," terang Ibrahim.
Adapun mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap USD menguat ke level Rp14.480 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 54 poin atau setara 0,37 persen dari posisi Rp14.534 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp14.480 per USD. Rupiah bahkan menguat sebanyak 100 poin atau setara 0,68 persen dari Rp14.580 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp14.526 per USD atau naik sebesar 66 poin dari perdagangan di hari sebelumnya sebesar Rp14.592 per USD.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.460 per USD sampai Rp14.520 per USD," tutup Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id