Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kenaikan kinerja kuartal I-2021 didorong oleh kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil sampai kuartal I-2021 sebesar 5,16 persen (yoy). Sementara kenaikan laba didorong oleh ekspansi pembiayaan dan kenaikan dana murah yang optimal, sehingga cost of fund atau biaya dana bagian dari keuntungan bank menjadi lebih besar.
"Alhamdulillah walaupun masih ada dampak dari covid-19, tentunya kita sadar bahwa kuartal I ini memang masih terasa berat walaupun di sisi lain pemerintah banyak sekali memberikan stimulus untuk mendorong agar pertumbuhan ekonomi itu meningkat," ujar Hery dalam konferensi pers virtual Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis, 6 Mei 2021.
Menurutnya, dengan pertumbuhan laba ini, perseroan dapat meningkatkan rasio profitabilitas. Hal ini ditandai dengan meningkatnya Return on Equity (ROE) dari 11,19 persen per Desember 2020 menjadi 14,12 persen per Maret 2021.
Dari sisi bisnis, Bank Syariah Indonesia pada kuartal I-2021 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp159 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan hingga sebesar 14,74 persen dari periode sama 2020 sebesar Rp138,6 triliun.
Adapun komposisi pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer sebanyak Rp71,6 triliun (45,0 persen dari total pembiayaan); segmen korporasi Rp37,3 triliun (23,5 persen); segmen kecil dan menengah Rp20,8 triliun (13,1 persen); mikro Rp15,0 triliun (9,4 persen); serta komersial sebesar Rp9,6 triliun (6,1 persen).
Seiring kenaikan bisnis, BSI tetap menjaga kualitas pembiayaan yang ditunjukkan dengan tren penurunan NPF gross dari 3,35 persen di kuartal I-2020 menjadi 3,09 persen di kuartal I-2021. Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, Bank Syariah Indonesia juga telah mencadangkan cash coverage sebesar 137,48 persen sampai kuartal I-2021.
"Tentunya kami terus memperkuat cadangan sehingga cash coverage itu naik menjadi 137,48 persen atau tumbuh 47,59 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tentunya BSI juga mencatat laba bersih sebesar Rp742 miliar di kuartal I-2021 atau mengalami pertumbuhan sebesar 12,85 persen yoy," paparnya.
Dari sisi liabilitas, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Syariah Indonesia sampai kuartal I-2021 mencapai Rp205,5 triliun. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 14,3 persen dibandingkan periode sama 2020 sebesar Rp179,8 triliun.
Hery mengungkapkan bahwa pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan dana murah (giro dan tabungan) sebesar 14,73 persen, sehingga meningkatkan rasio CASA dari 57,54 persen pada kuartal I-2020 menjadi 57,76 persen di kuartal I-2021.
"Dari sisi dana kita ingin mendorong agar kita mampu mengumpulkan sebanyak mungkin dana murah yang terdiri dari tabungan dan giro. Kalau tabungan dan gironya tinggi, ini akan menaikkan porsi dana murah kita, low cost fund-nya akan naik dan juga memberikan satu benefit yang bagus dari sisi cost of fund," papar dia.
Dengan demikian, perseroan mencatatkan total aset sebesar Rp234,4 triliun, naik 12,65 persen secara year on year (yoy) dibanding periode sama 2020 sebesar Rp208,1 triliun. BSI juga mencatat kenaikan rasio permodalan atau CAR menjadi 23,1 persen di kuartal I-2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id