Mengacu pada Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024, penguatan rantai nilai halal merupakan bagian dari strategi utama dalam mewujudkan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka dunia.
baca juga: Wapres Ma'ruf Harap Optimalisasi Halal20 Dukung Kesuksesan G20 |
"Salah satu program prioritas yang telah dilakukan KNEKS untuk mendukung penguatan halal value chain di Indonesia adalah mengembangkan sertifikasi produk halal," kata Direktur Bisnis dan Kewirausahaan KNEKS Putu Rahwidhiyasa, dikutip dari Antara, Jumat, 25 November 2022.
Perusahaan bersertifikasi halal didominasi oleh sektor makanan sebesar 90 persen. Perusahaan bersertifikasi halal di sektor farmasi dan kosmetik terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
"Terdapat empat fokus prioritas sertifikasi halal yang kita sebut zona kuliner halal aman dan sehat, salah satunya di Rasuna Garden Food Street Jakarta," ujar Putu.
KNEKS bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga mendorong digitalisasi pariwisata ramah muslim melalui ajang digital Islam di 2022 dan penerbitan panduan pariwisata ramah muslim di lima destinasi favorit.
"Saat ini ada tiga kawasan industri halal yang telah beroperasi yang pertama di Cikande (Banten), kedua di Sidoarjo (Jawa Timur), di Riau, dan beberapa kawasan Industri halal lainnya sedang mengajukan permohonan menjadi Kawasan Industri halal," kata Putu.
Sementara itu Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia (BSI) Ngatari mengatakan Indonesia saat ini telah mewakili 11,34 persen dari pengeluaran ekonomi halal global dengan makanan menempatkan posisi terbesar belanja Indonesia yaitu sebesar USD135 miliar. Menurutnya, dengan peluang yang ada, BSI mampu mengejar kapitalisasi pasar menjadi peringkat 10 dari peringkat 14 dunia pada 2025.
"Kita ada potensi di 46 persen penduduk Indonesia yang preferensi syariah. Jadi ada 20,6 persen preferensi halal syariah dan 25,6 persen dari preferensi fungsional dan sosial," ujar Ngatari.
Namun data menunjukkan pangsa pasar perbankan syariah Indonesia masih rendah yakni sebesar 6,8 persen per Juli 2022, untuk pembiayaan sebesar 7,42 persen, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7,43 persen.
Tidak hanya itu, jaringan bank syariah di Indonesia saat ini baru mencapai 10 persen dari jaringan bank konvensional, yang artinya bank syariah baru memiliki sekitar 2.664 jaringan dibandingkan bank konvensional yang sebanyak 28.342 jaringan.
"Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia market share-nya sudah 30,1 persen, Indonesia itu baru 6,74 persen. Padahal penduduk islamnya banyak kita. Marilah kita membantu meningkatkan market share perbankan syariah di Indonesia," kata Ngatari.
Chief Financial Officer (CEO) Prudential Syariah Paul Kartono pun menyampaikan Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbesar masih terbilang kecil dari segi aset keuangan syariah. Ada beberapa tantangan dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.
"Kalau kita bandingkan dengan Malaysia saja Malaysia itu jumlah penduduk muslimnya seperlima dari Indonesia mereka 40 juta, kita ada 250 juta tetapi aset keuangan syariahnya mereka lebih besar," ujar Paul.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News