Ilustrasi Uang beredar. Foto : AFP.
Ilustrasi Uang beredar. Foto : AFP.

Tumbuh 8%, Uang Beredar di September 2021 Capai Rp7.287,3 Triliun

Husen Miftahudin • 25 Oktober 2021 11:59
Jakarta: Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2021 tumbuh meningkat. Posisi M2 mencapai Rp7.287,3 triliun atau tumbuh sebesar 8,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9 persen (yoy).
 
"Peningkatan terjadi pada komponen M1 dan uang kuasi. M1 tumbuh 11,2 persen (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 10,6 persen (yoy), terutama disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan giro rupiah serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam Analisis Uang Beredar dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Senin, 25 Oktober 2021.
 
Sementara itu, giro rupiah masyarakat pada September 2021 tumbuh 10,3 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,1 persen (yoy). Sedangkan dana float (saldo) uang elektronik tercatat sebesar Rp7,6 triliun, dengan pangsa 0,2 persen terhadap M1, atau tumbuh 11,7 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya 17,3 persen (yoy).

Di sisi lain, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu pada September 2021 tercatat sebesar 1.984,4 triliun, dengan pangsa 50,2 persen terhadap M1. Angka ini tumbuh 11,8 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan Agustus 2021 yang tumbuh 11,5 persen (yoy).
 
Adapun uang kuasi pada September 2021 tercatat sebesar Rp3.313,3 triliun dengan pangsa 45,5 persen terhadap M2 atau tumbuh 4,5 persen (yoy), lebih tinggi dari 2,8 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
 
"Peningkatan terjadi pada seluruh instrumen uang kuasi yaitu simpanan berjangka, tabungan lainnya, serta giro valas (valuta asing)," paparnya.
 
Selanjutnya, surat berharga selain saham tercatat tumbuh negatif 1,2 persen (yoy), berbalik arah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh positif 5,8 persen (yoy). Ini terutama didorong oleh penurunan kepemilikan lembaga keuangan non bank atas surat berharga yang diterbitkan bank dan bank sentral dalam rupiah.
 
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi uang yang beredar, peningkatan M2 pada September 2021 terutama dipengaruhi oleh akselerasi penyaluran kredit yang tumbuh 2,0 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 1,0 persen (yoy). Ini sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit produktif maupun konsumtif.
 
Di sisi lain aktiva luar negeri bersih dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat menjadi faktor penahan laju akselerasi M2. Aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 5,0 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada Agustus 2021 sebesar 6,0 persen (yoy).
 
"Hal itu disebabkan oleh perlambatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk, terutama berupa simpanan. Hal tersebut disertai dengan peningkatan kewajiban kepada bukan penduduk berupa simpanan," urai Erwin.
 
Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat melambat, dari 21,1 persen (yoy). "Perlambatan disebabkan oleh peningkatan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa simpanan dalam valas," pungkas Erwin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan