Mengutip Antara, Senin, 7 November 2022, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat 65 poin atau 0,41 persen ke posisi Rp15.673 per USD dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.738 per USD.
Sedangkan pada akhir pekan lalu, dolar AS jatuh pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB), setelah laporan penggajian nonpertanian (NFP) AS untuk Oktober menunjukkan negara itu menciptakan lebih banyak pekerjaan baru dari yang diperkirakan.
Tetapi juga menunjukkan tanda-tanda perlambatan dengan tingkat pengangguran lebih tinggi dan inflasi upah lebih rendah. Greenback awalnya naik segera setelah data dirilis, tetapi jatuh karena pelaku pasar mencerna laporan pekerjaan, mencatat data tidak semuanya positif dan mendukung pandangan Fed dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga di waktu mendatang.
Baca: Dunia Dihantui Resesi, Airlangga: Situasi Indonesia Berbeda dari Negara Lain |
NFP AS meningkat 261 ribu bulan lalu, data menunjukkan pada Jumat, 4 November 2022. Data untuk September direvisi lebih tinggi menjadi menunjukkan 315 ribu pekerjaan ditambahkan, bukan 263 ribu seperti yang dilaporkan sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan 200 ribu pekerjaan, dengan perkiraan mulai dari 120 ribu hingga 300 ribu.
Namun, tingkat pengangguran naik menjadi 3,7 persen dari 3,5 persen pada September. Penghasilan per jam rata-rata meningkat 0,4 persen setelah naik 0,3 persen pada September, tetapi kenaikan upah melambat menjadi 4,7 persen tahun-ke-tahun pada Oktober setelah naik 5,0 persen pada September.
Fed fund berjangka pada Jumat, 4 November 2022, memperkirakan peluang 52,5 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin bulan depan, dan probabilitas 47,5 persen untuk kenaikan 50 basis poin. Peluang kenaikan 75 basis poin mencapai 64 persen segera setelah data penggajian dirilis.
"Meskipun laporan secara keseluruhan cukup beragam, kami tidak melihat bagaimana Fed dapat melihat data ini dan berpikir bahwa mereka membuat kemajuan yang berarti untuk mengendalikan inflasi," pungkas Ekonom Pasar Uang Jefferies Thomas Simons, di New York.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News