Ilustrasi. AFP PHOTO/ANDREAS GEBERT
Ilustrasi. AFP PHOTO/ANDREAS GEBERT

Allianz Life Indonesia Catat AUM Rp42,7 Triliun di 2020

Angga Bratadharma • 09 Maret 2021 12:03
Jakarta: Allianz Life Indonesia mencatat total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) sebesar Rp42,7 triliun per akhir Desember 2020 atau naik sebanyak 6,2 persen ketimbang periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp40,1 triliun. AUM dapat dicetak positif meski sepanjang tahun lalu terdapat tantangan berupa pandemi covid-19.
 
Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti mengatakan terdapat tiga portofolio terbesar di Allianz Indonesia. Ketiga portofolio itu yakni unit link memiliki porsi 55 persen, life & health memiliki porsi 26 persen, dan saving plan & pension fund memiliki porsi 19 persen.
 
"Untuk top selling unit linked funds based on AUM yakni smartlink rupiah equity fund, smartlink rupiah balanced fund, dan smartlink rupiah fixed income fund," kata Ni Made, dalam konferensi pers virtual bertajuk 'Hasil Kinerja Fund Unit Link Allianz 2020 & Outlook 2021', di Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.

Di sepanjang 2020, lanjut Ni Made, jumlah fund mencapai 62 atau naik 3,33 persen ketimbang 2019 yang mencapai 60. Sedangkan jumlah nasabah di tahun lalu mencapai 657 ribu orang atau naik sebanyak 4,94 pesen ketimbang di 2019 yang mencapai 626 ribu orang.
 
Di sisi lain, Ni Made memandang ada beberapa hal yang memengaruhi outlook investasi di 2021. Pertama perkembangan dan distribusi vaksin. Rata-rata efikasi produsen vaksin di atas 90 persen, vaksinasi massal secara global telah dimulai, dan vaksinasi di Indonesia tahap pertama sudah mencapai 1,6 juta.
 
Kedua, adanya tren suku bunga rendah. Tren kebijakan suku bunga rendah sudah diberlakukan oleh bank sentral di seluruh dunia. Amerika Serikat, misalnya, menetapkan suku bunga acuan di level 0-0,25 persen. Kemudian, Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,5 persen pada Februari 2021.
 
"Kami berpandangan akan tetap di level tersebut (untuk suku bunga acuan milik Bank Indonesia) sampai akhir tahun," ungkap Ni Made.
 
Ketiga, kebijakan ekonomi Amerika Serikat. AS memberikan stimulus tambahan sebesar USD1,9 triliun. Kemudian perlu dicermati pola dan arah pergerakan kebijakan AS setelah hasil pemilu dan dampaknya terhadap negara berkembang termasuk Indonesia.
 
Keempat, Undang-Undang Cipta Kerja. Undang-undang ini bisa mempercepat pemulihan ekonomi dan menghindari middle income trap dan implementasi UU Ciptaker juga akan memberikan kepastian usaha. Kelima, anggaran PEN 2021. Total anggaran program pemulihan ekonomi nasional pada 2021 naik menjadi Rp699,4 triliun.
 
"Postur anggaran PEN masih akan terus untuk mendukung pemulihan ekonomi Indonesia," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan