Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto menjelaskan pertumbuhan DPK didominasi pertumbuhan dana murah (CASA) di kuartal II-2023, dengan giro tumbuh 5,03 persen menjadi sebesar Rp15,20 triliun pada Juni 2023, dari sebelumnya Rp14,47 triliun di Juni 2022.
"Sedangkan tabungan tumbuh 10,75 persen menjadi Rp10,83 triliun, dari sebelumnya Rp9,78 triliun di Juni 2022," kata Romy, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 28 Juli 2023.
Atas pertumbuhan kredit dan DPK yang dicapai, tambahnya, menjadikan Loan to Deposit Ratio (LDR) naik pada level 75,06 persen pada Juni 2023, dibandingkan dengan sebelumnya 71,86 persen di Juni 2022. Sedangkan untuk rasio lainnya tetap tumbuh positif dan terjaga dengan baik dibandingkan dengan periode kuartal II-2022.
Baca: IMF Naikkan Prospek PDB Dunia Jadi 3% di 2023 |
"ROE terjaga di 9,86 persen, ROA menjadi 1,56 persen, dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) stabil di 78,39 persen," tuturnya.
Pendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Namun di sisi lain seiring tren peningkatan suku bunga perbankan, beban bunga Bank DKI mengalami peningkatan sebesar 76,82 persen menjadi sebesar Rp1,29 triliun pada Juni 2023, dari Rp728,03 miliar di Juni 2022.
"Tren kenaikan suku bunga serta pengetatan likuiditas yang dilakukan oleh bank sentral, diantisipasi oleh Bank DKI dengan strategi manajemen likuiditas di antaranya menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat untuk mengimbangi biaya dana," jelas Romy.
Terhadap berbagai pencapaian tersebut, sampai dengan Juni 2023, kinerja bisnis Bank DKI masih dalam tren pertumbuhan positif dengan membukukan laba bersih sebesar Rp477,88 miliar, tumbuh 4,72 persen dibandingkan dengan laba kuartal I-2023 sebesar Rp233,20 miliar. Sedangkan laba bersih di periode Juni 2022 yang tercatat sebesar Rp504,89 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News