Baca juga: Daftar 6 Saham Cocok untuk Trading Hari Ini |
Banyak investor yang merasa cemas ketika bulan ini tiba karena adanya kepercayaan performa pasar saham cenderung melemah.
Memahami lebih dalam tentang efek September dapat membantu para investor dalam mengelola portofolio mereka dengan lebih baik, serta mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi. Melansir Investopedia.com, ini pengaruh kinerja saham di September.
1. Penurunan kinerja saham
September effect adalah fenomena pasar saham sering mengalami penurunan kinerja pada September, menjadikannya bulan terburuk selama hampir satu abad.Fenomena ini dianggap sebagai anomali yang tidak memiliki alasan jelas dan menantang konsep pasar efisien.
Meskipun ada data yang mendukung, banyak teori ini bersifat anekdotal. Menariknya, dalam beberapa tahun terakhir, saham justru menunjukkan kinerja yang lebih baik di bulan ini.
Dari 1928 hingga 2023, indeks S&P 500 rata-rata turun di September, meskipun tidak selalu menjadi bulan terburuk.
Beberapa tahun bahkan menunjukkan hasil yang positif. Walaupun pengembalian rata-rata di bulan ini negatif, pengembalian median cenderung positif.
Efek September dianggap sebagai anomali pasar, namun dampaknya kecil dan sulit diprediksi; bertaruh melawan September selama 100 tahun mungkin menguntungkan, tetapi sejak 2014, strategi ini bisa berujung pada kerugian.
2. Mengapa Terjadi September Effect?
Efek September diyakini terjadi karena investor kembali dari liburan musim panas dan mulai mengunci keuntungan serta mempersiapkan pajak sebelum akhir tahun.Beberapa investor individu juga menjual saham untuk memenuhi kebutuhan biaya sekolah. Selain itu, psikologi pasar berperan ketika banyak yang mengharapkan penurunan, sehingga sentimen negatif pun terbentuk.
Investor institusional sering kali menjual saham di akhir September untuk mengamankan laba menjelang akhir tahun. Namun, para ekonom menganggap efek September tidak relevan lagi, karena penurunan besar di bulan ini semakin jarang terjadi sejak 1990.
3. Sejauh mana efek September?
Secara historis, September sering dianggap sebagai bulan terburuk bagi saham, dengan rata-rata penurunan sekitar satu persen selama seabad terakhir. Namun, penurunan ini tidak selalu terjadi, karena peluang saham turun di bulan September hanya sedikit lebih dari 50 persen.Meskipun disebut sebagai bulan dengan kinerja terburuk, efek September tidak selalu nyata.
Penelitian menunjukkan dalam jangka waktu yang lebih panjang, seperti 300 tahun, tidak ada bukti signifikan yang mendukung adanya efek September berdampak buruk terhadap kinerja saham. Kinerja September bisa bervariasi, dan dalam beberapa subperiode justru lebih baik dibandingkan bulan lainnya.
September Effect menjadi perhatian utama bagi investor karena berpotensi memengaruhi kinerja pasar saham. Meskipun secara historis dianggap sebagai bulan terburuk, data menunjukkan bahwa hasilnya bervariasi dan tidak selalu negatif.
Investor perlu memahami fenomena ini dengan baik untuk dapat mengelola portofolio mereka secara efektif dan mengambil keputusan yang lebih bijak di September, meskipun anomali ini semakin sulit diprediksi. (Nanda Sabrina Khumairoh).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News