Berdasarkan data RTI, dalam tiga bulan terakhir saham BRIS meningkat 118,4 persen. Sedangkan dalam satu bulan terakhir meningkat 0,74 persen dan satu minggu terakhir meningkat 4,2 persen.
"Harga saham BRIS pada saat IPO itu sebesar Rp510 sedangkan per 3 Februari 2021 kemarin, harga di bursa mencapai Rp2.750. Artinya, harga saham ini naik sekitar lima kali lipat dibanding saat IPO," kata Hery, Kamis, 4 Februari 2021.
Herry menambahkan sebagai bank hasil penggabungan, total aset perusahaan menjadi sebesar Rp240 triliun, total pembiayaan sebesar Rp157 triliun, total dana pihak ketiga mencapai Rp210 triliun, dan total modal inti sebesar Rp 22,60 triliun.
Bank Syariah Indonesia juga memiliki lebih dari 1.200 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan kurang lebih 20 ribu karyawan. "Market kapitalisasi BRIS saat IPO hanya sebesar Rp4,96 triliun, per 3 Februari kemarin tentunya dengan tambahan saham dari dua bank lain, market cap BRIS naik puluhan kali lipat mencapai Rp112,8 triliun," imbuhnya.
Melihat kinerja BRIS yang positif di tengah pandemi, perusahaan pun berharap saham bank syariah pelat merah ini dapat menjadi primadona di Bursa dan masuk dalam indeks IDX BUMN20.
"Kinerja saham ini diharapkan semakin mendorong dan menginspirasi sektor keuangan dan perusahaan keuangan syariah untuk juga bisa melantai di Bursa," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News