Perginya dana asing dari pasar keuangan domestik tersebut utamanya berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat outflow sebanyak Rp6,83 triliun. Beruntung pasar saham menahan laju 'pulang kampungnya' modal asing tersebut dengan mencatatkan beli neto (inflow) sebesar Rp910 miliar.
"Berdasarkan data setelmen selama 2021 (year to date/ytd), nonresiden beli neto Rp11,18 triliun," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam rilis perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, Jumat, 24 September 2021.
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 76,18 basis poin (bps) per 23 September 2021 dari 68,85 bps per 17 September 2021. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Kondisi aliran modal asing tersebut turut menyeret nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap USD melemah ke level Rp14.257 per USD, turun 15 poin atau setara 0,11 persen dari posisi Rp14.243 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah juga berada di zona merah pada posisi Rp14.255 per USD. Rupiah melemah tipis tiga poin atau setara 0,02 persen dari Rp14.252 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan di level Rp14.250 per USD atau naik enam poin dari nilai tukar rupiah pada perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14.256 per USD.
Terkait hal tersebut, Erwin menegaskan bahwa Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Termasuk langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," pungkas Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id