Ilustrasi. Foto: MI/Susanto.
Ilustrasi. Foto: MI/Susanto.

Dolar AS Mulai Jinak, Rupiah Unjuk Gigi di Jumat Pagi

Husen Miftahudin • 31 Mei 2024 10:05
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan, setelah berhari-hari terus ditekuk dolar Amerika Serikat (AS).
 
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 31 Mei 2024, rupiah hingga pukul 09.48 WIB berada di level Rp16.247 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 18 poin atau setara 0,11 persen dari Rp16.266 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.244 per USD, naik 10 poin atau setara 0,06 persen dari Rp16.254 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah menjelang akhir pekan ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi bakal kembali melemah.
 
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.250 per USD hingga Rp16.330 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Baca juga: Ekonomi AS Tumbuh Melambat, 'Otot' Dolar Mulai Kendor
 

Kenaikan utang pemerintah direspons negatif

 
Ibrahim mengungkapkan, para pelaku pasar keuangan merespons negatif terhadap posisi utang pemerintah pada April 2024 yang mencapai Rp8.338,43 triliun atau setara dengan 38,64 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
 
Posisi utang tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp8.262,10 triliun atau setara dengan 38,79 persen dari PDB.
 
Berdasarkan Buku APBN Kita Edisi Mei 2024, dijelaskan mayoritas utang pemerintah berasal dari dalam negeri dengan proporsi 71,18 persen, sejalan dengan kebijakan umum pembiayaan utang yang mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap.
 
Berdasarkan instrumennya, komposisi utang pemerintah sebagian besar berupa Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 87,94 persen. Jika dirincikan, per akhir April 2024, lembaga keuangan memegang sekitar 43,3 persen kepemilikan SBN domestik, terdiri dari perbankan 24,5 persen dan perusahaan asuransi dan dana pensiun sebesar 18,8 persen. 
 
Lebih lanjut, kepemilikan SBN domestik oleh Bank Indonesia sekitar 21,3 persen yang antara lain digunakan sebagai instrumen pengelolaan moneter. Sementara itu, asing tercatat hanya memiliki SBN domestik sekitar 13,8 persen termasuk kepemilikan oleh pemerintah dan bank sentral asing.
 
Oleh karena itu, pemerintah menyatakan tetap konsisten mengelola utang secara cermat dan terukur dengan menjaga risiko suku bunga, mata uang, likuiditas, dan jatuh tempo yang optimal. Sedangkan rasio utang pemerintah hingga April 2024 yang mencapai 38,64 persen masih terjaga di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan