Ilustrasi logo Bank Indonesia - - Foto: MI/ Usman Iskandar
Ilustrasi logo Bank Indonesia - - Foto: MI/ Usman Iskandar

BI: Kewajiban Neto Investasi Internasional RI Turun

Antara • 26 Maret 2022 14:57
Jakarta: Bank Indonesia (BI) melaporkan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada 2021 turun menjadi USD278,6 miliar atau 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2020 kewajiban neto investasi internasional Indonesia adalah sebesar USD280 miliar atau 26,4 persen dari PDB.
 
"Penurunan kewajiban neto PII pada tahun lalu didorong oleh peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) yang melampaui kenaikan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN)," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam laman resmi Bank Indonesia, Sabtu, 26 Maret 2022.
 
Pada 2021 AFLN meningkat USD26,5 miliar atau 6,6 persen secara tahunan. Terutama dari aset investasi lainnya dan cadangan devisa, sedangkan KFLN naik USD25,1 miliar atau 3,7 persen (yoy) dari kewajiban investasi langsung dan investasi portofolio.

Kendati demikian, kewajiban neto investasi internasional Indonesia pada triwulan IV-2021 meningkat dari USD277,3 miliar atau 24,2 persen PDB pada triwulan III-2021 menjadi USD278,6 miliar atau 23,5 persen dari PDB.
 
Erwin menuturkan peningkatan kewajiban neto pada triwulan IV-2021 berasal dari kenaikan posisi KFLN dan penurunan posisi AFLN. Posisi KFLN Indonesia pada triwulan keempat 2021 naik 0,1 persen jika dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq) dari USD709,2 miliar menjadi USD709,6 miliar.
 
Kenaikan tersebut antara lain disebabkan oleh aliran masuk investasi langsung dalam bentuk ekuitas, sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik.
 
Peningkatan KFLN juga dikontribusikan oleh faktor revaluasi positif atas nilai instrumen keuangan domestik yang dipengaruhi kenaikan kinerja saham serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
 
Sementara itu, posisi AFLN pada triwulan keempat 2021 turun sebesar 0,2 persen (qtq) dari USD431,9 miliar menjadi USD431 miliar.
 
Penurunan aset investasi lainnya bersumber dari penarikan simpanan sektor swasta domestik pada bank di luar negeri sejalan dengan kebutuhan pembiayaan aktivitas perekonomian, serta penurunan cadangan devisa antara lain disebabkan oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
 
"Penurunan posisi AFLN lebih lanjut tertahan oleh revaluasi positif akibat peningkatan rerata indeks saham dan harga aset lainnya pada negara penempatan," ungkap dia.

 
Dengan demikian, BI memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan IV-2021 dan keseluruhan tetap terjaga serta mendukung ketahanan eksternal, yang tercermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB untuk keseluruhan 2021 yang menurun dibandingkan 2020.
 
Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang yakni 93,9 persen utamanya dalam bentuk investasi langsung.
 
"Bank Sentral meyakini kinerja PII Indonesia akan tetap terjaga sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi covid-19 yang didukung sinergi bauran kebijakan BI dan pemerintah, serta otoritas terkait lainnya," pungkas dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan